
Pantau - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto mengajak para arsitek masa depan untuk berinovasi menciptakan ruang hidup yang inklusif, berkelanjutan, dan adaptif terhadap tantangan global dalam Equator Architecture Forum (EAF) 2025 di Pontianak, Kalimantan Barat.
Arsitektur Bukan Sekadar Estetika, tetapi Solusi untuk Masa Depan
" Arsitektur bukan hanya tentang bangunan, tetapi tentang bagaimana kita menciptakan ruang hidup yang inklusif, berkelanjutan, dan adaptif, terhadap tantangan global," ujar Brian saat membuka EAF 2025 di Universitas Tanjungpura (Untan), Selasa, 16 September 2025.
Brian menekankan pentingnya forum strategis seperti EAF untuk mempertemukan akademisi, peneliti, praktisi, dan pembuat kebijakan dalam rangka mendorong inovasi arsitektur berkelanjutan di Indonesia.
Forum ini, menurutnya, sejalan dengan arah pembangunan nasional yang menitikberatkan pada sains, teknologi, dan kreativitas sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi menuju Indonesia Maju.
" Melalui kolaborasi perguruan tinggi, profesi, dan industri, kita bisa menjadikan kampus sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis riset dan inovasi," tambahnya.
Arsitektur Tropis dan Kearifan Lokal Jadi Sorotan di EAF 2025
Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Gunawan Cahyono, menegaskan bahwa arsitek masa depan harus mampu memadukan kearifan lokal dengan teknologi modern.
" Arsitek masa depan harus mampu menggabungkan kearifan lokal dengan teknologi modern. Kehadiran forum ini membuktikan bahwa profesi arsitektur bukan hanya tentang estetika, tetapi juga tentang kontribusi nyata bagi keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat," katanya.
EAF 2025 menjadi momen penting bagi Kalimantan Barat sebagai living laboratory atau laboratorium hidup untuk pengembangan arsitektur tropis yang kontekstual dan inovatif.
Forum ini mengusung tema “Sinergi Pendidikan Arsitektur yang Unggul, Terpercaya, dan Merdeka”, dan diikuti oleh lebih dari 400 peserta dari berbagai latar belakang.
Dengan dukungan dari perguruan tinggi, asosiasi profesi, dan pemerintah, EAF 2025 diharapkan dapat melahirkan gagasan-gagasan segar serta membangun jejaring kolaboratif untuk memperkuat peran Indonesia dalam arsitektur global.
- Penulis :
- Aditya Yohan