
Pantau - Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri bertemu dengan Sekjen Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA) Kurt Jager di Jenewa, Swiss, pada Rabu 17 September 2025, untuk membahas optimalisasi pemanfaatan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–EFTA (IE CEPA) serta perluasan akses pasar ekspor produk unggulan Indonesia.
Komitmen Indonesia Tingkatkan Pemanfaatan IE CEPA
Dalam pertemuan tersebut, Roro menegaskan komitmen Indonesia untuk mendorong tingkat pemanfaatan IE CEPA, khususnya agar pelaku usaha, termasuk UMKM, lebih mudah mengakses fasilitas perjanjian dagang tersebut.
"Indonesia juga mendorong percepatan realisasi komitmen kuota tarif (tariff rate quota/TRQ), khususnya bagi produk minyak sawit dan turunannya melalui pengakuan terhadap standar Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO)," ungkapnya.
Selain itu, Roro menyoroti peluang ekspor produk UMKM, seperti kopi, kakao, dan furnitur ke negara anggota EFTA.
Ia juga mengapresiasi berbagai program peningkatan kapasitas yang telah berjalan untuk mendukung implementasi IE CEPA, sembari mendorong agar kerja sama serupa diperluas demi manfaat yang lebih besar bagi kedua pihak.
Roro turut menyampaikan rencana pengembangan portal informasi terintegrasi yang lebih komprehensif guna menghubungkan data pelaku usaha Indonesia dengan negara anggota EFTA.
"Saat ini, Indonesia telah memiliki INATRADE dan FTA Center, tetapi kami melihat perlunya platform yang lebih lengkap agar pelaku usaha dapat lebih mudah menemukan mitra dagang dan memanfaatkan fasilitas IE CEPA," ia mengungkapkan.
Tanggapan EFTA dan Arah Kerja Sama ke Depan
Menanggapi hal itu, Kurt Jager menjelaskan bahwa promosi perdagangan dan peningkatan pemanfaatan IE CEPA dapat difasilitasi melalui Joint Committee Meeting (JCM) maupun seminar promosi dagang.
Ia menambahkan bahwa fokus optimalisasi dapat diarahkan ke sektor tertentu, seperti tekstil dan alas kaki, dengan memperhatikan pemahaman menyeluruh tentang rantai pasok.
Kurt juga menyoroti peluang ekspor kopi UMKM Indonesia dengan menekankan pentingnya memahami kebutuhan pasar serta menentukan waktu promosi yang tepat.
Selain itu, ia mendorong peningkatan investasi asing langsung (FDI) agar Indonesia dapat membuka sektor usaha baru.
Menurut Kurt, langkah tersebut perlu diiringi pemahaman yang akurat mengenai produk dan sektor yang dibutuhkan pasar EFTA.
EFTA sendiri merupakan asosiasi perdagangan bebas yang beranggotakan empat negara Eropa, yakni Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein, dengan fokus pada integrasi ekonomi serta perdagangan bebas dengan negara mitra, termasuk Indonesia.
- Penulis :
- Arian Mesa