
Pantau - Badan Gizi Nasional (BGN) meminta Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk memperkuat komunikasi publik dalam menanggapi isu keamanan pangan pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Peran Vital SPPG dalam Program MBG
Kepala Biro Hukum dan Humas BGN Khairul Hidayati menegaskan, "Seiring meningkatnya perhatian publik terhadap isu pangan dan gizi, peran SPPG tidak lagi sebatas teknis. SPPG bukan hanya dapur pelayanan gizi, tetapi juga wajah BGN serta ujung tombak program MBG di mata masyarakat. Apa yang dilakukan SPPG di lapangan, baik besar maupun kecil, akan ikut memengaruhi bagaimana publik memandang program dan lembaga ini," ungkapnya.
Ia menekankan bahwa komunikasi publik menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap program MBG yang merupakan amanat besar Presiden Prabowo Subianto sebagai program prioritas nasional.
Menurut Hidayati, setiap isu pangan dan gizi cepat menyebar dan memengaruhi persepsi publik, termasuk insiden keamanan pangan yang belakangan mencuat.
"Kondisi tersebut menuntut kita untuk tidak hanya sigap dalam pelayanan, tetapi juga mampu menjelaskan dengan baik kepada publik. Masyarakat berhak memperoleh informasi yang jernih, akurat, dan meyakinkan, sehingga komunikasi publik tidak bisa lagi dianggap tambahan, tetapi bagian yang menyatu dengan pelayanan," ucapnya.
Tantangan dan Harapan dalam Penguatan Komunikasi
Hidayati mengingatkan bahwa kepala SPPG selain fokus pada operasional, juga harus mampu menjadi representasi BGN di daerah.
"Kita tentu menyadari bahwa komunikasi publik bukan perkara mudah. Ada keterbatasan sumber daya, derasnya arus informasi di media sosial, hingga ekspektasi masyarakat yang semakin tinggi. Namun, saya percaya tantangan ini bisa kita hadapi bersama," paparnya.
Ia menekankan perlunya pemanfaatan teknologi digital, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, serta pembangunan jejaring komunikasi yang kuat agar tantangan dapat diubah menjadi peluang.
Menurutnya, keberhasilan program MBG membutuhkan kolaborasi semua pihak, termasuk masyarakat.
"Pelayanan yang baik harus berjalan beriringan dengan komunikasi yang baik. Inilah prinsip sederhana yang perlu kita pegang bersama karena pada akhirnya, kualitas layanan gizi tidak hanya diukur dari seberapa baik kita bekerja, tetapi juga dari seberapa besar masyarakat merasa dilibatkan, dihargai, dan mendapatkan kepastian dari kita," tutur Hidayati.
- Penulis :
- Shila Glorya