Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wamentan Sudaryono Tegaskan Pangan Jadi Fondasi Kedaulatan Bangsa

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Wamentan Sudaryono Tegaskan Pangan Jadi Fondasi Kedaulatan Bangsa
Foto: Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono memberi sambutan dalam Jambore Nasional Jamaah Tani Muhammadiyah Ke-I di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu 20/9/2025 (sumber: Humas Kementan)

Pantau - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan bahwa pangan merupakan fondasi utama kedaulatan bangsa yang tidak hanya menjamin kebutuhan rakyat, tetapi juga memperkuat posisi tawar Indonesia di dunia serta menjaga stabilitas ketahanan nasional secara berkelanjutan.

Pangan sebagai Pilar Kedaulatan

"Pangan adalah fondasi utama kedaulatan bangsa. Selama kebutuhan pangan rakyat terpenuhi, Indonesia akan memiliki posisi tawar yang lebih kuat di kancah internasional," kata Sudaryono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.

Pernyataan itu disampaikan Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar, saat menghadiri Jambore Nasional Jamaah Tani Muhammadiyah Ke-I di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Ia menjelaskan bahwa Indonesia saat ini berada pada jalur yang benar, di mana ketahanan pangan nasional yang terjaga akan memperkuat kepercayaan diri Presiden Prabowo Subianto dalam percaturan global.

"Kita pada track yang benar. Presiden Prabowo sangat percaya diri dalam percaturan dunia internasional karena pangannya aman, rakyatnya tidak kelaparan, sehingga gagah bernegosiasi dengan negara lain," ujar Sudaryono.

Menurutnya, keamanan pangan menjadi kunci agar Indonesia mampu menghadapi tantangan global dengan posisi yang lebih terhormat.

Surplus Produksi dan Kebijakan Pro Petani

Wamentan memaparkan capaian produksi beras nasional hingga akhir 2025 diperkirakan surplus 3 hingga 3,5 juta ton, hasil dari kebijakan pemerintah yang berpihak pada petani dan masyarakat.

Produksi beras hingga akhir tahun ini diperkirakan mencapai 33 hingga 34 juta ton.

"Saya laporkan Insya Allah, produksi beras kita surplus 3 hingga 3,5 juta ton sampai dengan Desember 2025," bebernya.

Ia menambahkan, surplus tersebut ditopang oleh kebijakan penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah Rp6.500 per kilogram, yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani di seluruh Indonesia.

"Ini diiringi dengan kesejahteraan petani melalui penetapan harga pembelian gabah Rp6.500, kemudahan pupuk bersubsidi, dan dukungan sarana produksi lainnya," kata Wamentan.

Selain itu, pemerintah juga memastikan adanya dukungan berupa kemudahan akses pupuk bersubsidi dan sarana produksi lain agar produksi pangan terus meningkat serta swasembada beras dapat dipertahankan secara berkelanjutan.

Penulis :
Shila Glorya