Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

DPR RI Dorong UMKM Batik Anantari Indonesia Tembus Pasar Global

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

DPR RI Dorong UMKM Batik Anantari Indonesia Tembus Pasar Global
Foto: Ketua Tim Kunjungan Komisi VII Lamhot Sinaga saat meninjau pembuatan busana batik di Workshop Anantari Indonesia, Kota Yogyakarta, Rabu 24/9/2025 (sumber: ANTARA/Luqman Hakim)

Pantau - Komisi VII DPR RI melakukan kunjungan ke UMKM batik Anantari Indonesia di Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta pada Rabu, 24 September 2025, untuk menyerap aspirasi pelaku ekonomi kreatif agar mampu bersaing dengan produk impor.

DPR Tekankan Daya Saing dan Stabilitas Nasional

Ketua Tim Kunjungan Komisi VII, Lamhot Sinaga, mengatakan kunjungan lapangan menjadi langkah penting untuk memetakan kebijakan ke depan.

"Dengan melihat ke lapangan langsung seperti ini, kita memetakan apa yang mau kita dorong ke depan. Bagaimana mereka bisa keluar menghadapi tantangan dan hambatan-hambatan yang mereka alami, secara khusus adalah bagaimana mereka bisa berkompetisi terhadap produk impor," ungkapnya.

Lamhot menyebut UMKM di sektor ekonomi kreatif masih menghadapi kendala utama pada akses permodalan, pemasaran, dan daya saing.

Ia menyoroti derasnya arus produk impor murah yang mendominasi platform e-commerce.

"Regulasi sedang kita arahkan bagaimana mereka punya daya merek yang kuat, sehingga bisa berkompetisi dengan produk-produk impor yang harganya memang sangat murah," jelasnya.

Menurutnya, keberlangsungan UMKM juga sangat ditentukan oleh stabilitas nasional.

"Stabilitas ini kalau terganggu akan berdampak terhadap ekonomi, termasuk usaha sektor riil. Maka ketika stabilitas tercapai, produksi harus kita dorong, tapi produksi yang punya daya saing kuat sehingga impor tidak dengan mudah masuk ke pasar kita," tegas Lamhot.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya digitalisasi bagi UMKM.

"Platform-platform yang ada sekarang ini lebih pro terhadap barang impor karena harganya murah. Masyarakat kita tidak melihat produk itu impor atau nasional, tapi ketika murah, pasti diminati. Nah, ini yang harus kita cari solusi agar pelaku usaha mikro bisa memanfaatkan lokapasar digital untuk produk mereka," ujarnya.

Perkembangan Anantari Indonesia

Brand Owner Anantari Indonesia, Resky Noviana, mengungkapkan pihaknya sejak 2021 telah mendapat berbagai program pendampingan dari Kemenparekraf.

Program tersebut meliputi inkubasi fesyen, rebranding, hingga program ASIK yang diarahkan menuju pasar ekspor.

"Sebelum inkubasi, kapasitas kami hanya ratusan piece per bulan, sekarang bisa sampai 1.000 piece per bulan. Selain itu, setelah kami punya ciri khas hitam putih dan geometris, pasar jadi lebih mengenal Anantari," jelas Resky.

Ia menambahkan, pendampingan membuat Anantari lebih percaya diri menembus pasar global dan kini rutin melayani pesanan retail dari Malaysia, Singapura, dan Brunei.

Meski begitu, ia mengakui masih menghadapi kendala pemasaran digital.

"Kalau secara online itu kesulitannya karena motif kami satu-satu, jadi tidak bisa langsung difoto banyak untuk lokapasar. Makanya penjualan kami masih 90 persen offline, sementara online baru mulai naik pelan-pelan," terangnya.

Dalam kunjungan itu, hadir pula sejumlah anggota Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI, antara lain Gandung Pardiman, Evita Nursanty, Chusnunia Chalim, Putra Nababan, Jamal Mirdad, Bane Raja Manalu, Nila Yani Hardiyanti, Andhika Satya Wasistho, Bambang Haryo Soekartono, Rico Sia, Yoyok Riyo Sudibyo, Kaisar Abu Hanifah, Alifudin, dan Muhammad Hatta.

Penulis :
Shila Glorya