Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Menag Resmikan Masjid dan Gereja Berdampingan di Banten, Simbol Toleransi dan Persatuan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Menag Resmikan Masjid dan Gereja Berdampingan di Banten, Simbol Toleransi dan Persatuan
Foto: (Sumber: Menag memberi Sambutan pada peresmian dua tempat ibadah di Lebak, Banten, Kamis (25/9/2025).)

Pantau - Menteri Agama Nasaruddin Umar meresmikan dua rumah ibadah yang berdiri berdampingan di Kawasan Citra Maja, Kabupaten Lebak, Banten, pada Kamis, 25 September 2025.

Masjid dan Gereja Berdampingan, Potret Indah Toleransi

Dua rumah ibadah yang diresmikan adalah Masjid Arrahman dan Gereja Bersama Citra Maja.

Menag menyatakan bahwa kehadiran dua tempat ibadah yang berdampingan ini merupakan simbol kerukunan antarumat beragama dan mencerminkan semangat persatuan bangsa.

"Hari ini kita meresmikan dua rumah ibadah, gereja dan masjid. Ini satu contoh pemandangan yang sangat indah, sangat menyejukkan di mana dua rumah ibadah berdiri berdekatan. Dan kita berharap juga masyarakat yang ada juga akan menjalin perhubungan dan kedamaian satu sama lain," ungkapnya.

Ia menekankan bahwa keberagaman adalah anugerah yang harus dijaga dan dirawat oleh seluruh elemen bangsa.

"Tidak ada satu negara pun di kolong langit ini seberagam Indonesia. Namun demikian, kita tetap damai. Tugas kita adalah menjaga kerukunan, memperkuat persaudaraan, dan menjadikan rumah ibadah sebagai pusat perdamaian serta persatuan," tegasnya.

Banten Jadi Contoh Daerah Toleran di Indonesia

Menag memberikan apresiasi kepada masyarakat Maja yang telah berhasil menciptakan ruang kebersamaan antara umat Islam dan Kristiani.

Menurutnya, keberadaan masjid dan gereja dalam satu kawasan adalah bentuk toleransi yang nyata dan layak dijadikan panutan oleh daerah lain di Indonesia.

“Mari kita jadikan masyarakat Lebak, Banten, contoh toleransi. Jadi panutan bagi bangsa Indonesia,” ujarnya.

Ia berharap rumah ibadah tidak hanya menjadi tempat ibadah semata, tetapi juga menjadi pusat kebudayaan yang menumbuhkan sikap saling menghargai dan gotong royong.

Menag juga mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh perbedaan yang kecil, serta mengedepankan dialog dan penyelesaian damai.

"Kalau ada persoalan, mari kita perbaiki bersama. Jangan sampai membakar lumbung hanya untuk membunuh tikus. Kerukunan adalah kunci untuk mempercepat pembangunan bangsa,” tuturnya.

Ia menyinggung pula hubungan harmonis antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di Jakarta yang terhubung dengan Terowongan Silaturahmi dan area parkir bersama sebagai contoh keberagaman yang penuh keindahan.

"Inilah Indonesia, negeri yang mampu menghadirkan keindahan dalam keberagaman. Kita patut bangga menjadi bangsa dengan tradisi toleransi yang kuat," katanya.

Pemerintah bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) akan terus memfasilitasi masyarakat dalam menjaga harmoni antarumat beragama.

Menag menegaskan bahwa partisipasi seluruh umat beragama sangat penting dalam pembangunan nasional.

“Kalau kita gunakan bahasa agama, pembangunan itu juga bagian dari ibadah. Maka, mari kita jalani dengan semangat kebersamaan,” ujarnya.

Penulis :
Ahmad Yusuf