
Pantau - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Ekuador Gabriela Sommerfeld di sela Sidang Majelis Umum ke-80 PBB, New York, Kamis (25/9/2025).
Fokus Riset Kelautan dan Ekosistem Pasifik
Dalam pertemuan tersebut, kedua Menlu membahas peluang penguatan kerja sama riset kelautan, khususnya mengenai keanekaragaman hayati di Samudera Pasifik.
“Sebagai dua negara yang berbatasan dengan Samudera Pasifik, kita memiliki kepentingan bersama untuk mendorong riset keanekaragaman hayati laut serta kerja sama pelindungan ekosistem maritim,” ujar Sugiono.
Pertemuan ini dinilai menjadi penanda semakin eratnya kemitraan Indonesia–Ekuador yang sudah terjalin selama 45 tahun.
Selain itu, kedua Menlu juga menyoroti pentingnya kerja sama di bidang perdagangan, pembangunan berkelanjutan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan.
“Selama 45 tahun terakhir, Indonesia dan Ekuador telah menjadi mitra yang kokoh dalam memajukan kepentingan bersama, termasuk di bidang ekonomi, IPTEK, dan budaya,” tambah Sugiono.
Nota Kesepahaman dan Potensi Ekonomi
Dalam kesempatan tersebut, kedua Menlu menandatangani Nota Kesepahaman mengenai Penguatan Kapasitas Diplomatik.
Kesepakatan ini akan menjadi dasar memperkuat hubungan diplomatik serta memperluas ruang kerja sama pembangunan lintas sektor.
Hubungan diplomatik Indonesia–Ekuador resmi dibuka pada 29 April 1980. Ekuador membuka Kedutaan Besar di Jakarta pada Desember 2004, sementara Indonesia membuka KBRI di Quito pada 11 November 2010.
Dari sisi ekonomi, kerja sama kedua negara memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Dalam perdagangan, Ekuador menjadi pasar non-tradisional sekaligus mitra dagang terbesar ke-5 Indonesia di kawasan Amerika Latin, setelah Brazil, Argentina, Chile, dan Peru.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf