Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BGN Tegaskan Kantin Sekolah Tidak Dipaksa Tutup, Kolaborasi Jadi Kunci Program Makan Bergizi Gratis

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

BGN Tegaskan Kantin Sekolah Tidak Dipaksa Tutup, Kolaborasi Jadi Kunci Program Makan Bergizi Gratis
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Siswa menunjukkan menu makanan saat uji coba program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Negeri Kepatihan Solo, Jawa Tengah, Jumat (10/1/2025). ANTARAFOTO/Maulana Surya/nym/pri.)

Pantau - Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan bahwa tidak ada penutupan kantin sekolah dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), melainkan justru mendorong kolaborasi antara kantin dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk pemenuhan gizi siswa.

"Tidak ada larangan atau dipaksa tutup", ungkap Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, menanggapi isu yang beredar.

Ia menjelaskan bahwa pelaksanaan MBG membuka ruang kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk kantin sekolah, untuk menyediakan makanan bergizi bagi peserta didik.

Kantin Dilibatkan dalam Kolaborasi MBG, Contoh Sudah Berjalan di Bogor

Nanik mengungkapkan bahwa sudah ada beberapa contoh kolaborasi yang berjalan di lapangan, seperti di wilayah Bogor, Jawa Barat.

"Di Bogor ada, terdiri dari beberapa kantin", ujarnya.

Salah satu proyek percontohan dimulai sejak Januari 2025 di kantin Sekolah Bosowa Bina Insani Bogor, yang dinilai memiliki fasilitas memadai dan mampu melayani pengiriman makanan kepada siswa sesuai standar MBG.

BGN juga membuka peluang bagi kantin sekolah maupun pihak lain untuk mengajukan lokasi titik layanan agar dapat dikolaborasikan dengan SPPG.

"Kantin atau siapa saja kan boleh mengajukan titik", jelas Nanik.

SD Muhammadiyah 1 Ketelan Tolak MBG karena Sudah Jalankan Program Internal

Sementara itu, SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Surakarta, Jawa Tengah, menyatakan keberatan untuk mengikuti Program MBG karena telah menjalankan Program Dapur Sehat selama 10 tahun terakhir.

Pihak sekolah menyebut bahwa program yang telah ada cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi siswa, dan tidak melihat urgensi untuk menggantinya dengan skema dari SPPG.

Sekolah tersebut sebelumnya sempat menerima pengajuan dari salah satu SPPG di Kota Solo untuk mengimplementasikan MBG, namun memilih menolak dengan alasan efektivitas program yang telah berjalan.

Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Kota Solo menyatakan bahwa Program Dapur Sehat di SD Muhammadiyah 1 Ketelan justru akan dijadikan praktik baik dan acuan bagi sekolah lain dalam penerapan MBG.

Evaluasi Juru Masak Menyusul Kasus Keracunan

Di sisi lain, pemerintah tengah mengevaluasi peran juru masak di seluruh SPPG menyusul terjadinya insiden keracunan makanan dalam pelaksanaan Program MBG.

Langkah ini diambil guna memastikan keamanan pangan dan kualitas makanan yang disalurkan kepada siswa tetap terjaga.

Evaluasi ini mencakup pelatihan, sertifikasi, serta pengetatan pengawasan terhadap dapur dan proses distribusi makanan.

Penulis :
Ahmad Yusuf