
Pantau - Wakil Ketua DPD RI Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Tamsil Linrung, menegaskan bahwa pemerataan akses pendidikan melalui program beasiswa KIP-K dan PIP adalah kunci pembangunan nasional dan investasi masa depan bangsa.
Beasiswa sebagai Instrumen Pembangunan
Tamsil menyatakan bahwa beasiswa tidak hanya soal bantuan biaya kuliah, tetapi merupakan alat strategis untuk mencetak generasi pemimpin bangsa.
"Beasiswa harus membuka akses seluas-luasnya, memberikan dampak pembangunan, dan menjadi instrumen pengungkit kapasitas generasi muda," tegasnya.
Ia menekankan komitmennya untuk terus mengawal pelaksanaan program KIP-K dan PIP agar tetap menjadi jembatan harapan bagi generasi muda, bukan justru menjadi ladang penyimpangan.
"Penyalahgunaan dana beasiswa adalah bentuk pengkhianatan terhadap amanah rakyat," ujarnya.
Tamsil menambahkan bahwa melalui beasiswa pemerintah, tidak boleh ada lagi anak Indonesia yang gagal melanjutkan pendidikan tinggi karena hambatan ekonomi.
"Pendidikan harus jadi hak universal, bukan hak istimewa," katanya.
Capaian dan Strategi Penyaluran KIP-K
Sekretaris Jenderal Kemdiktisaintek, Togar M. Simatupang, menyampaikan bahwa hingga September 2025, program KIP Kuliah telah menjangkau 861.341 mahasiswa di seluruh Indonesia.
Realisasi anggaran program ini mencapai Rp11,8 triliun atau 82,5 persen dari total alokasi Rp14,98 triliun.
"Target tahun ini adalah 1,04 juta penerima, termasuk 200 ribu mahasiswa baru," jelas Togar.
Ia menambahkan bahwa KIP-K tidak hanya menanggung biaya kuliah seperti UKT atau SPP, tetapi juga memberikan bantuan biaya hidup antara Rp800.000 hingga Rp1.400.000 per bulan, tergantung indeks wilayah masing-masing perguruan tinggi.
Togar juga menyoroti pentingnya integrasi data untuk memastikan bantuan tepat sasaran.
"Kami telah mengintegrasikan data pemegang KIP SMA, DTKS, dan PPKE dengan sistem PDDikti. Proses verifikasi yang ketat memastikan bantuan benar-benar diterima mahasiswa berpotensi akademik namun terbatas secara ekonomi," ungkapnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf