billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Tantangan SDM Jadi Penghalang Kunci Keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Tantangan SDM Jadi Penghalang Kunci Keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Foto: (Sumber: Guru mendistribusikan paket makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di TK Al-Azhar, Tulungagung, Jawa Timur, Senin (6/1/2025). ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko.)

Pantau - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu program nasional ambisius yang digadang-gadang membawa dampak besar terhadap peningkatan gizi anak sekolah sekaligus kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia di masa depan.

Lebih dari sekadar menyediakan makanan gratis, MBG dirancang sebagai strategi nasional dalam rangka menyambut visi Indonesia Emas 2045 dengan mencetak generasi muda yang sehat, cerdas, dan berdaya saing global.

Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada kesiapan dan kualitas SDM yang mengelolanya, terutama di level pelaksana teknis seperti Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Kualitas SDM Indonesia Masih Tertinggal

SDM Indonesia saat ini masih menghadapi tantangan serius yang dapat menghambat kesuksesan program-program nasional berskala besar seperti MBG.

Mengacu pada Global Talent Competitiveness Index yang dikutip dari laman vokasi.kemendikdasmen.go.id, Indonesia hanya berada di peringkat ke-75 dari 113 negara dalam hal daya saing talenta.

Posisi ini tertinggal dari negara-negara ASEAN lainnya seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand yang berada jauh di atas Indonesia dalam peringkat global tersebut.

Sementara itu, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 mencatat bahwa rata-rata lama sekolah penduduk Indonesia hanya 8,9 tahun—setara dengan kelas 3 SMP.

Hal ini menandakan bahwa tingkat pendidikan masyarakat masih relatif rendah dan belum cukup kuat untuk menopang program-program berbasis pengetahuan dan keahlian seperti MBG.

Di sisi lain, Indeks Perilaku Anti-Korupsi (IPAK) 2024 juga menunjukkan nilai yang masih mengkhawatirkan, yaitu 3,85.

Skor ini menunjukkan masih rendahnya budaya anti korupsi dan tingginya tingkat permisivitas masyarakat terhadap praktik-praktik yang menyimpang dari integritas.

SDM Menentukan Masa Depan Program MBG

Data-data tersebut memperlihatkan bahwa tantangan utama dalam pelaksanaan MBG bukan semata pada teknis penyediaan makanan bergizi, melainkan pada kualitas dan mentalitas SDM yang menjalankan kebijakan tersebut di lapangan.

Tanpa perbaikan menyeluruh dalam aspek pendidikan, daya saing talenta, dan integritas, program MBG berisiko tidak mencapai hasil optimal dan sulit untuk berkelanjutan.

Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan perlu menyadari bahwa pembangunan gizi dan pendidikan adalah dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan dalam mencetak generasi emas Indonesia.

Penulis :
Aditya Yohan