Pantau - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) meresmikan Garuda Spark Innovation Hub kedua di Jakarta Pusat pada Kamis, 2 Oktober 2025.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyatakan bahwa pusat inovasi ini merupakan lanjutan dari pembukaan Garuda Spark Innovation Hub pertama di Bandung pada Sabtu, 27 September 2025.
"Jadi ini (Jakarta) adalah titik kedua kami setelah beberapa hari lalu Kemkomdigi juga sudah meluncurkan Garuda Spark Inovation Hub di Bandung," ungkap Meutya.
Ekspansi Hingga ke Daerah
Meutya menargetkan pembukaan dua Garuda Spark Innovation Hub lagi pada tahun 2025 yang akan berlokasi di Aceh dan Medan.
Menurutnya, Indonesia memiliki banyak startup serta UMKM yang potensial sehingga diperlukan wadah kolaborasi untuk memaksimalkan potensi ekonomi digital.
"Kita harapkan ini bisa mendongkrak transformasi digital di tanah air, mengembalikan kepercayaan global kepada startup Indonesia, dan membawa nama Indonesia kembali mewarnai transformasi digital tidak hanya di tingkat nasional, tapi juga di luar negeri," ujarnya.
Garuda Spark Innovation Hub berfungsi sebagai ruang berkumpul, berdiskusi, dan berkolaborasi bagi pelaku startup digital dengan berbagai fasilitas, mulai dari ruang rapat, ruang kelas, internet berkecepatan tinggi, hingga akses jejaring dengan mentor, investor, dan komunitas teknologi.
Fase Program dan Fokus Wilayah
Program Garuda Spark Innovation Hub akan dijalankan dalam beberapa fase, yaitu fase fondasi pada tahun pertama, fase aktivasi pada tahun pertama hingga ketiga, serta fase integrasi ekosistem dan ekspansi setelahnya.
"Bagaimana dari ekosistem digital yang telah dibangun dalam satu sampai dua tahun ke depan kita juga hubungkan kepada ekosistem digital global. Tidak hanya di ibu kota hingga ke daerah, tapi juga global," jelas Meutya.
Garuda Spark Innovation Hub mengusung prinsip locally adapted, nationally coordinated dengan slogan From Spark to Impact yang bertujuan mengubah ide sederhana menjadi solusi nyata berdampak pada masyarakat.
Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kemkomdigi, Edwin Hidayat Abdullah, menuturkan bahwa setiap hub akan menggali potensi wilayah masing-masing.
"Jadi kita menggali potensi-potensi wilayah dan intervensi teknologi dilakukan seperti apa. Jadi perbedaannya di situ. Satu ekosistem dilakukan, pemerintah sebagai kordinator dan fasilitator dan sisanya akan ditangani oleh sektor swasta dan komunitas," ungkap Edwin.
Di Jakarta, fokus pengembangan diarahkan pada bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, sementara di Bandung lebih menitikberatkan pada kecerdasan buatan (AI) dan industri kreatif.
- Penulis :
- Leon Weldrick
