Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Jakarta Catat Kualitas Udara Terburuk di Dunia Menurut IQAir, Pemprov DKI Sampaikan Data Berbeda

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Jakarta Catat Kualitas Udara Terburuk di Dunia Menurut IQAir, Pemprov DKI Sampaikan Data Berbeda
Foto: (Sumber: Arsip foto - Suasana Monas yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat (21/6/2024). Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 15.53 WIB, Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) di Jakarta berada pada angka 155 yang menempatkannya sebagai kota besar dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia di bawah Kinshasa, Kongo. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc.).)

Pantau - Jakarta menempati peringkat pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Senin pagi, 6 Oktober 2025, berdasarkan data situs pemantau IQAir.

Data IQAir: Udara Jakarta Tidak Sehat Bagi Kelompok Sensitif

Menurut hasil pengukuran pada pukul 07.04 WIB, indeks kualitas udara (AQI) Jakarta mencapai angka 179.
Kategori ini digolongkan sebagai “tidak sehat bagi kelompok sensitif.”

Konsentrasi PM2.5 tercatat sebesar 95 mikrogram per meter kubik, atau 19 kali lebih tinggi dari batas panduan tahunan yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
PM2.5 merupakan partikel udara berukuran sangat kecil, kurang dari 2,5 mikrometer, yang dapat menembus sistem pernapasan dan berdampak buruk bagi kesehatan manusia.

Pihak IQAir menyarankan agar kelompok sensitif, seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan, menghindari aktivitas di luar ruangan.
Selain itu, masyarakat umum juga dianjurkan menggunakan masker untuk mengurangi risiko paparan polusi udara.

Data Pemprov DKI: Hasil Pemantauan Udara Masih Tergolong Baik hingga Sedang

Sementara itu, data resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui situs udara.jakarta.go.id menunjukkan hasil berbeda.
Rata-rata kualitas udara di Jakarta pada hari yang sama tercatat dalam kategori baik hingga sedang.

Dari 111 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU), hanya dua lokasi yang menunjukkan kualitas udara tidak sehat, yakni SDN 07 Kramat Pela dengan indeks 124 dan Kebon Jeruk dengan indeks 103.

Perbedaan data antara sistem pemantauan independen seperti IQAir dan sistem resmi pemerintah daerah menyoroti adanya variasi metode dan cakupan pengukuran.
Pemerintah dan masyarakat pun diimbau untuk terus berkolaborasi mengurangi sumber polusi, antara lain melalui pembatasan kendaraan, pelaksanaan uji emisi, serta peningkatan ruang hijau di wilayah ibu kota.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Tria Dianti