
Pantau - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat lonjakan jumlah pendaftar sekolah vokasi binaannya mencapai 82.655 peserta pada tahun 2025, atau meningkat 21 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Rasio pendaftar kini mencapai 1:18,2, naik dari 1:15 pada tahun 2024.
Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan, di Jakarta, Senin.
Jalur JARVIS dan Relevansi Tinggi Pendidikan Vokasi
Seleksi dilakukan di 11 politeknik dan dua akademi komunitas binaan Kemenperin melalui program Jalur Penerimaan Vokasi Industri (JARVIS) yang mencakup tiga jalur:
- JARVIS Prestasi (berbasis nilai rapor)
- JARVIS Bersama (tes nasional)
- JARVIS Mandiri (penerimaan langsung oleh unit pendidikan)
Masrokhan menyebut tingginya animo ini menunjukkan pendidikan vokasi industri semakin diminati karena relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
"Model pembelajaran berbasis praktik selama 12 bulan di industri menjadi daya tarik utama bagi calon mahasiswa. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengasah kompetensi langsung di dunia kerja," jelasnya.
Kenaikan jumlah pendaftar terjadi secara merata di seluruh satuan pendidikan, dengan beberapa unit mencatat lonjakan di atas rata-rata nasional.
Menperin: Pendidikan Vokasi Kunci Industrialisasi Masa Depan
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa tren positif ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap mutu pendidikan vokasi Kemenperin.
"SDM industri yang unggul adalah SDM yang mampu berkompetisi di kancah global. Kenaikan animo pendaftar ini menunjukkan semakin tingginya kesadaran generasi muda bahwa pendidikan vokasi adalah jalan strategis untuk berkontribusi dalam pembangunan industri nasional," ungkapnya.
Menperin menegaskan bahwa pendidikan vokasi yang terintegrasi dengan dunia industri bertujuan mencetak lulusan siap kerja, inovatif, dan menjadi penggerak pembangunan industri.
"Kami terus memperkuat sinergi antara pemerintah, dunia industri, dan lembaga pendidikan agar kebutuhan tenaga kerja industri dapat terpenuhi dengan baik, sesuai tuntutan era transformasi industri," lanjutnya.
Kurikulum Adaptif dan Kolaborasi dengan Industri
Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri Kemenperin, Wulan Aprilianti Permatasari, menyatakan peningkatan pendaftar ini adalah hasil dari berbagai strategi, termasuk:
Pembaruan kurikulum yang adaptif terhadap perkembangan industri
Peningkatan kompetensi dosen dan instruktur
"Kami terus menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan teknologi industri terkini, seperti digitalisasi manufaktur, otomasi, dan energi hijau. Tujuannya agar lulusan pendidikan vokasi Kemenperin benar-benar siap menghadapi tantangan industri masa depan," terangnya.
Ia juga menekankan pentingnya perluasan kerja sama dengan berbagai sektor industri agar pendidikan vokasi tetap relevan dan berkualitas.
Kemenperin berkomitmen membangun ekosistem pendidikan vokasi yang adaptif dan selaras dengan kebijakan Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) yang menempatkan SDM unggul sebagai fondasi industri berkelanjutan.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Aditya Yohan