Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Festival Desa ke-5 BKN PDI Perjuangan Tegaskan Kedaulatan Rakyat atas Tanah Lewat Gerakan Kebudayaan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Festival Desa ke-5 BKN PDI Perjuangan Tegaskan Kedaulatan Rakyat atas Tanah Lewat Gerakan Kebudayaan
Foto: (Sumber: Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kebudayaan Rano Karno memberi sambutan saat Festival Desa ke-5 di Taman Suropati, Jakarta, Sabtu (4/10/2025). (ANTARA/HO-BKN PDI Perjuangan).)

Pantau - Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDI Perjuangan menegaskan kembali komitmennya untuk memperjuangkan kedaulatan rakyat atas tanah dan nilai-nilai Pancasila melalui gerakan kebudayaan desa.

Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kebudayaan, Rano Karno, menyampaikan bahwa desa adalah akar peradaban bangsa Indonesia yang tidak boleh dilupakan.

"Desa adalah rahim peradaban Indonesia. Menoleh ke desa bukan berarti mundur, tetapi memastikan langkah kita ke depan tetap berpijak di atas tanah yang adil, lestari, dan berdaulat," ungkap Rano.

Peluncuran Festival Desa ke-5 menjadi simbol gerakan kebudayaan tersebut, yang dilaksanakan pada Sabtu (4/10) di Taman Suropati, Jakarta.

Gerakan Budaya dari Akar: Meneguhkan Pancasila dan Keadilan Sosial

Festival ini diadakan di tengah meningkatnya ketimpangan lahan, krisis ekologis, dan melemahnya keterikatan rakyat dengan akar budaya desa.

Rano Karno menyebut Festival Desa sebagai ruang ekspresi rakyat yang hidup dari semangat gotong royong, bukan sekadar ajang seni biasa.

Festival Desa ke-5 mengusung tema "Di Atas Tanah Kita Berdiri, Dari Desa Kita Mengakar".

Tema ini menjadi seruan ideologis untuk kembali meneguhkan bahwa keadilan sosial dan kemakmuran hanya bisa tumbuh jika bangsa berdamai dengan sejarah dan nilai-nilai kemanusiaannya.

Mengutip Bung Karno, Rano menegaskan, "Dengan merawat desa, kita sedang merawat Indonesia. Dari tanah yang kita pijak dan akar budaya yang kita rawat, bangsa ini menegaskan diri sebagai negeri yang berdaulat, berbudaya, dan berpihak kepada rakyat."

Festival ini juga menekankan bahwa bangsa yang tercerabut dari tanah dan budayanya akan kehilangan arah perjuangan dan identitas kebangsaan.

Nilai-nilai yang dihidupkan kembali dalam Festival ini berpijak pada Pasal 33 UUD 1945, Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) 1960, Pancasila, dan Trisakti.

Seni sebagai Wahana Politik Kebudayaan dan Gotong Royong

Dalam pandangan BKN PDI Perjuangan, tanah bukan sekadar sumber ekonomi, melainkan simbol kedaulatan dan alat perjuangan untuk kemakmuran rakyat.

Melalui seni, rakyat diajak membumikan kembali gagasan keadilan sosial dengan menampilkan ekspresi budaya desa.

Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemuda dan Olahraga, My Esti Wijayati, menegaskan, "Pancasila tidak berhenti di ruang kelas atau seremoni. Ia hidup di sawah, di pasar, di jalan-jalan desa tempat solidaritas tumbuh alami."

Sementara itu, Ketua Panitia Festival Desa ke-5, Ibrahim Rusli Jr, menyampaikan bahwa tema agraria tahun ini adalah bentuk ekspresi cinta tanah air yang lahir dari akar desa.

"Melalui karya seni, kita belajar menjaga bumi, menghormati tanah, dan mencintai negeri ini dari akar yang paling dalam: desa," jelas Ibrahim.

Festival ini juga menyelenggarakan lomba video kreatif dan lomba puisi berdurasi 7–15 menit yang mengangkat filosofi pitulungan atau pertolongan sebagai simbol semangat gotong royong.

Sejak 2021, Festival Desa telah melibatkan lebih dari 1.200 peserta dengan lebih dari 600 karya yang terkurasi dan 60 pemenang nasional.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Tria Dianti