
Pantau - Pos pengaduan warga di Gedung Sate Bandung resmi beroperasi perdana pada Senin, 6 Oktober 2025. Layanan yang diberi nama Bale Pananggeuhan ini langsung diserbu ratusan warga yang datang menyampaikan keluhan mulai dari masalah hukum hingga kebutuhan pendidikan dan bantuan sosial.
Kasus Kecelakaan di Tol Mohamad Toha Jadi Salah Satu Aduan
Pada hari pertama, salah satu aduan yang mencuri perhatian datang dari pasangan suami-istri asal Kabupaten Bandung Barat, Andri dan Yanti. Keduanya melaporkan kasus kecelakaan di KM 135 Tol Mohamad Toha yang terjadi pada 5 September 2025 dan menewaskan salah satu anggota keluarga mereka.
Andri menjelaskan, saat kejadian mobil keluarganya sedang mogok di lokasi tersebut. "Saat itu mobil kami sedang mogok, saya tengah mencari sparepart, tapi tiba-tiba ada pengendara lain melaju dengan kecepatan tinggi menabrak kakak ipar saya. Tapi mereka sampai sekarang tak tanggung jawab," ungkapnya.
Menurut Andri, pengemudi yang menabrak sempat berniat menyelesaikan masalah secara kekeluargaan, namun hingga kini belum menunjukkan itikad baik. "Waktu itu mereka menyanggupi, tapi ternyata sampai sekarang belum terwujud, malah justru saling lempar tanggung jawab antara sopir dengan bosnya," ujarnya.
Pihak keluarga berharap pelaku bertanggung jawab atas kerugian yang dialami, termasuk mengganti unit mobil yang rusak dan membantu kebutuhan anak korban yang kini menjadi yatim.
"Karena sampai saat ini enggak ada itikad baik. Semoga dengan mengadukan ke sini masalah cepat selesai," kata Andri berharap.
Warga Juga Laporkan Masalah Bantuan Pendidikan dan Kehidupan Sehari-hari
Selain laporan kecelakaan, Bale Pananggeuhan juga menerima aduan dari warga terkait bantuan pendidikan dan kebutuhan hidup. Salah satu warga, Ai Rosita (55) asal Batununggal, Bandung, datang untuk meminta dukungan biaya sekolah anak-anaknya serta bantuan kebutuhan harian.
"Ya mudah-mudahan bisa mendapatkan bantuan untuk pendidikan anak saya minimal sampai lulus SMA dan berharap bisa bertahan hidup. Saya punya anak tiga, satu sudah menikah, satu duduk di kelas 2 SMA, dan satu lagi baru masuk SMP," tutur Ai.
Ia mengaku hidupnya semakin berat sejak menjadi janda dan bekerja sebagai buruh cuci dengan penghasilan terbatas. "Kadang ada bekal untuk anak dan terkadang tak ada. Saya dapat bantuan program keluarga harapan (PKH) diancam dicoret, lalu bantuan pendidikan pun khawatir tak sampai. Maka, saya hanya ingin bisa bertahan hidup enggak muluk-muluk," ucapnya.
Ai mengatakan pelayanan di pos pengaduan tersebut cepat dan tidak berbelit. Ia hanya memerlukan waktu kurang dari 15 menit untuk mendapatkan surat tanda terima aduan dengan nomor pelayanan.
Layanan Resmi Pemprov Jabar untuk Warga
Bale Pananggeuhan berlokasi di sisi Masjid Pemprov Jabar, dikelola oleh Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat. Layanan ini berfungsi sebagai pusat pengaduan dan pelayanan masyarakat di bidang kesehatan, pendidikan, serta bantuan hukum.
Pos pengaduan ini buka setiap Senin hingga Jumat, pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Warga yang datang cukup membawa Kartu Keluarga (KK) dan KTP, lalu diarahkan sesuai jenis keluhan yang diajukan.
Petugas di pintu masuk turut membantu proses antrean dan menyambut warga dengan ramah. Setelah menyampaikan aduan, setiap warga disuguhi semangkuk Mie Kocok khas Bandung sebelum meninggalkan lokasi.
- Penulis :
- Leon Weldrick