
Pantau - Menteri Penduduk dan Keluarga Berencana Nasional (Mendukbangga/BKKBN), Wihaji, menyatakan bahwa program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) telah membantu membangun rumah layak huni bagi dua keluarga di Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Manado, Sulawesi Utara.
Kunjungan Lapangan Fokus pada Keluarga Risiko Stunting
"Ini hari kedua kami berkegiatan di Sulawesi Utara. Kemarin bersama Ketua Komisi IX, kami melakukan edukasi, mengumpulkan para guru yang memang bertanggung jawab dalam pendidikan untuk pemahaman dasar tentang keluarga," ungkap Wihaji saat melakukan kunjungan lapangan.
Pada hari kedua, fokus kegiatan Kemendukbangga/BKKBN adalah mengunjungi sejumlah keluarga risiko stunting (KRS).
"Mengapa ini penting? Angka prevalensi stunting kita mencapai 19,8 persen. Sementara di Sulawesi Utara 20,8 persen. Bupati dan wali kota harus bekerja sama," tegasnya.
Di Desa Wusa, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, tim menemukan anak-anak kecil yang hidup tanpa memiliki rumah.
"Jadi, kita bangunkan rumah," ujarnya.
Sementara itu, di Kelurahan Pandu, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, bersama pemerintah kecamatan, kabupaten, lurah, Dinas Dukcapil Sulawesi Utara, dan Kaper, dijumpai satu keluarga dengan anak berisiko stunting yang tinggal di rumah tidak layak huni.
Meski air bersih telah tersedia, rumah tersebut belum memiliki fasilitas jamban.
"Perlu perhatian, termasuk untuk anak ketiga, nanti akan kita selesaikan permasalahannya," tambah Wihaji.
Genting Jadi Aksi Nyata, Bukan Sekadar Diskusi
Wihaji menegaskan bahwa kunjungan ini adalah bentuk nyata dari komitmen pemerintah dalam menangani stunting secara langsung di lapangan.
Ia juga menyoroti pentingnya aksi ketimbang hanya berdiskusi.
"Pesan Presiden adalah jangan terlalu banyak seminar, lokakarya, atau diskusi. Turun langsung ke lapangan, selesaikan masalah di semua provinsi, termasuk di Sulawesi Utara. Ini adalah upaya kita melalui gerakan orang tua asuh cegah stunting atau Genting," tegasnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf