billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Penguatan Riset Budaya Indonesia di Jepang Ditekankan Menbud Fadli Zon dalam Kunjungan ke Minpaku Osaka

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Penguatan Riset Budaya Indonesia di Jepang Ditekankan Menbud Fadli Zon dalam Kunjungan ke Minpaku Osaka

Pantau - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan pentingnya penguatan riset dan studi kebudayaan Indonesia dalam forum internasional, khususnya di Jepang, sebagai fondasi pengembangan ilmu pengetahuan dan kerja sama global di bidang budaya.

Dalam kunjungan resminya ke National Museum of Ethnology (Minpaku) di Osaka, Fadli menyatakan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi sumber warisan budaya dunia, tetapi juga pusat pengetahuan yang memberi kontribusi besar bagi perkembangan studi budaya dan humaniora internasional.

"Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Tetapi yang tak kalah penting adalah pengetahuan yang lahir dari kebudayaan itu sendiri. Melalui riset dan kerja sama akademik, kita memperdalam pemahaman tentang manusia, sejarah, dan peradaban," ungkapnya.

Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat jejaring riset kebudayaan antara Indonesia dan Jepang.

Kolaborasi Akademik Indonesia–Jepang Diperluas

Pertemuan yang berlangsung di Minpaku dihadiri oleh sejumlah akademisi Jepang yang telah lama meneliti kebudayaan Indonesia.

Mereka antara lain Prof. Shota Fukuoka, Wakil Direktur Minpaku sekaligus etnomusikolog spesialis musik Sunda; Prof. Rintaro Ono, arkeolog maritim dan kurator pameran Asia–Oseania; Dr. Hiroyuki Imamura, peneliti seni bela diri tradisional pencak silat; dan Dr. Masami Okabe, ahli tari dan budaya Jawa.

Diskusi difokuskan pada kolaborasi riset dalam bidang etnomusikologi, seni tari, antropologi maritim, seni bela diri tradisional, dan etnografi Nusantara.

“Kerja sama riset ini adalah cara terbaik untuk memperluas pemahaman global tentang Indonesia dan menjadikan kebudayaan kita sebagai sumber ilmu pengetahuan yang hidup,” ujarnya.

Pameran Maritim dan Kajian Warisan Budaya Jadi Sorotan

Dalam kesempatan tersebut, Fadli juga meninjau dua pameran utama di Minpaku.

Pertama, pameran khusus bertajuk “Humans and Boats: Maritime Life in Asia and Oceania” yang dikuratori Prof. Rintaro Ono.

Pameran tersebut menampilkan koleksi perahu tradisional dan artefak bahari dari Indonesia, termasuk artefak suku Bajau serta gambar perahu purba dari gua Maros dan Muna.

"Koleksi ini menunjukkan bahwa peradaban maritim Nusantara merupakan salah satu yang tertua dan berpengaruh di dunia. Laut bagi Indonesia bukan sekadar sumber daya, melainkan ruang budaya dan pengetahuan yang membentuk identitas kita," tegasnya.

Pameran kedua bertema “A Day in the Life of Southeast Asia” yang menggambarkan dinamika kehidupan masyarakat Asia Tenggara, termasuk artefak dari Indonesia seperti topeng, wayang, batik, dan alat musik tradisional.

Fadli menekankan bahwa kontribusi Indonesia terhadap peradaban Asia Tenggara tercermin kuat dalam artefak-artefak tersebut.

Kajian Budaya Indonesia Terus Dikembangkan

Fadli juga memaparkan sejumlah inisiatif kajian budaya yang saat ini tengah dilakukan oleh Kementerian Kebudayaan.

Inisiatif tersebut meliputi pemugaran dan kajian situs megalitik Gunung Padang, studi lanjutan terhadap warisan budaya seperti wayang dan dokumentasi manik-manik Nusantara.

Selain itu, Indonesia baru saja menyepakati pengembalian 28.131 fosil Koleksi Dubois dari Belanda sebagai bagian dari upaya memperkuat riset warisan prasejarah nasional.

Minpaku sendiri merupakan lembaga riset antropologi dan etnologi terkemuka di Asia, berada di bawah naungan National Institutes for the Humanities (NIHU).

Didirikan pada 1974 dan dibuka untuk publik sejak 1977, Minpaku memiliki lebih dari 50 peneliti tetap serta koleksi etnografi dari berbagai belahan dunia.

Penulis :
Shila Glorya