
Pantau - Badan Gizi Nasional (BGN) memaparkan tiga kunci utama keberhasilan pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai upaya menjamin efektivitas, pemerataan, dan keberlanjutan program gizi nasional terbesar di Indonesia.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyebut tiga kunci tersebut adalah alokasi anggaran, sumber daya manusia (SDM), dan infrastruktur.
“Dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 82,9 juta orang, setiap hari kita akan menyalurkan dana sekitar Rp1,2 triliun. Bagi kementerian lain, angka itu mungkin setara dengan anggaran satu tahun penuh, tetapi bagi kami di BGN, itu adalah kebutuhan satu hari,” ujar Dadan.
Anggaran Triliunan, Serapan Tinggi dan Dukungan Meningkat di 2026
Tahun 2025, BGN menerima alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun, dengan tambahan dana siaga (stand by) sebesar Rp100 triliun.
Dari total tersebut, Rp99 triliun berhasil terserap, sementara Rp70 triliun dikembalikan kepada Presiden RI karena diperkirakan tidak dapat digunakan hingga akhir tahun.
Untuk tahun 2026, dukungan anggaran meningkat signifikan menjadi Rp268 triliun, dengan cadangan tambahan Rp67 triliun, sehingga total dukungan APBN mencapai Rp335 triliun.
SDM Unggulan: SPPI Pimpin Semua SPPG
Kunci kedua terletak pada kekuatan Sumber Daya Manusia (SDM).
BGN menugaskan lulusan Sarjana Penggerak Pemuda Indonesia (SPPI) untuk memimpin seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“SPPI identik dengan SPPG, tidak ada satupun SPPG yang tidak dipimpin SPPI sebagai kepala SPPG,” tegas Dadan.
Infrastruktur: Ribuan SPPG Dibangun Lewat Kemitraan
Kunci ketiga adalah pembangunan infrastruktur, khususnya gedung SPPG.
Awalnya, pembangunan dibiayai penuh oleh APBN, namun karena keterbatasan pelaksanaan dan waktu, pemerintah membuka kemitraan strategis dengan berbagai pihak.
“Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh mitra yang telah ikut serta membangun SPPG di berbagai daerah. Anda semua adalah pejuang merah putih yang mempercepat keberhasilan program ini,” kata Dadan.
Pemerintah mencatat kebutuhan pembangunan 30.000 unit SPPG membutuhkan dana sekitar Rp60 triliun.
Dari Rp6 triliun yang dialokasikan untuk membangun 1.542 unit SPPG pada tahun ini, belum satu pun yang terealisasi melalui skema tender pemerintah hingga Agustus.
Sebaliknya, melalui partisipasi mitra, 11.504 unit SPPG aktif telah berdiri dan beroperasi di seluruh Indonesia.
Dari total 30.000 mitra yang terdaftar di portal BGN, 11.504 telah lolos verifikasi, sementara sisanya masih dalam proses evaluasi.
Target pembangunan hingga akhir 2025 meliputi:
- 25.400 unit SPPG di daerah aglomerasi
- 6.000 unit SPPG di daerah terpencil
Ketiga kunci tersebut menjadi fondasi penting untuk menjamin keberlanjutan program MBG yang digadang sebagai lompatan besar dalam pembangunan kualitas gizi dan SDM Indonesia.
- Penulis :
- Aditya Yohan