billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BGN Tegaskan Program Makan Bergizi Gratis Bukan Lahan Bisnis: “Anggaran Harus Penuh, Jangan Di-Mark Up”

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

BGN Tegaskan Program Makan Bergizi Gratis Bukan Lahan Bisnis: “Anggaran Harus Penuh, Jangan Di-Mark Up”
Foto: (Sumber: Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang (mengenakan batik) dalam rapat koordinasi kejadian menonjol terkait Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jakarta pada Selasa (14/10/2025). ANTARA/HO-BGN.)

Pantau - Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang menegaskan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah program sosial, bukan komersial, sehingga tidak boleh dijalankan dengan orientasi bisnis oleh pihak mana pun.

Program Sosial Bukan Komersial: Integritas Harus Dijaga

Nanik menekankan bahwa MBG merupakan bentuk kepedulian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesehatan dan masa depan anak-anak Indonesia.

“Program MBG ini bukan bisnis. Ini adalah kecintaan Presiden Prabowo Subianto pada anak-anak Indonesia,” ungkapnya dalam pernyataan resmi, Rabu, 15 Oktober 2025.

Ia juga menyoroti pentingnya tanggung jawab bersama antara BGN, mitra dapur, dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam menyelesaikan berbagai kekurangan dalam pelaksanaan program di lapangan.

“Kita harus akui ini kelalaian kita bersama. Ini salah BGN, mitra, dan SPPG yang harus kita perbaiki bersama,” tegasnya.

Nanik memperingatkan agar tidak ada pihak yang mengambil keuntungan dari program ini dengan cara mengurangi kualitas makanan.

“Jangan sampai ada yang mengurangi bahan baku. Pak Prabowo sampai menghitung sendiri menu itu, dan beliau berkesimpulan dengan Rp10 ribu itu masih bisa pakai ayam dan telur. Jadi jangan di-mark up, anggaran bahan baku itu harus penuh. Selain susu, harus ada dua lauk, bukan satu,” ujarnya.

Peringatan Soal Dapur Tak Layak: “Jangan Jalan Kalau Belum Diepoksi”

Lebih lanjut, Nanik juga menyoroti masih adanya dapur mitra yang beroperasi meski belum memenuhi standar kelayakan atau belum diepoksi.

“Dari Kuningan sampai Nusa Tenggara Barat (NTB) saya sudah melihat beberapa dapur yang tidak layak. Saat awal peluncuran, dapur yang belum diepoksi tidak boleh jalan, tetapi sekarang banyak dapur yang belum diepoksi, tapi sudah beroperasi,” jelasnya.

Ia mengingatkan semua pihak yang terlibat untuk menjaga integritas dan saling mengingatkan demi suksesnya program.

“Tolong saling mengingatkan ahli gizi dan akuntan untuk mengawal menu ini,” tutupnya.

Penulis :
Ahmad Yusuf