
Pantau - Zeni Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) menurunkan dua tim khusus ke kawasan industri Cikande, Kabupaten Serang, Banten, untuk menangani area yang terkontaminasi radiasi zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137).
Setiap tim terdiri dari 22 personel, sehingga total sebanyak 44 personel dikerahkan untuk membantu proses dekontaminasi.
" Saat ini personil tersebut sedang bekerja di Cikande," ujar Kepala Pusat Zeni Angkatan Darat (Kapusziad), Mayor Jenderal TNI Budi Hariswanto.
Personel Ahli dan Peralatan Khusus Diturunkan
Kedua tim tersebut berasal dari Satuan Detasemen Zeni Nuklir, Biologi, dan Kimia TNI AD, yang memiliki kemampuan dan peralatan khusus dalam menangani bahan berbahaya dan beracun.
Penurunan pasukan ini dilakukan atas permintaan langsung dari Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq.
" Kita memiliki personel yang memiliki kemampuan itu dan didukung oleh alat peralatan yang sudah disiapkan yang sudah diberikan oleh bangsa dan negara," jelas Budi Hariswanto.
Proses dekontaminasi difokuskan pada area industri dan pabrik yang telah teridentifikasi mengalami paparan Cs-137 di wilayah Cikande.
Target Selesai Desember 2025, Pemerintah Tegas
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol, menyatakan bahwa pemerintah menargetkan proses dekontaminasi selesai pada Desember 2025.
" Tugas kita bukan hanya mengatasi kontaminasi fisik, tetapi juga membangun fondasi regulasi yang kuat agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan," tegas Hanif.
Satgas Penanganan Radiasi Radionuklida Cs-137 telah melakukan dekontaminasi pada sepuluh titik utama yang terdeteksi, dengan target penyelesaian secara bertahap dalam waktu satu bulan.
Proses ini dilakukan sambil menjaga keselamatan lingkungan sekitar dan memastikan kondisi tetap terkendali.
Penelusuran Sumber Kontaminasi dan Penguatan Regulasi
Secara paralel, proses penegakan hukum juga dilakukan untuk menelusuri sumber kontaminasi radiasi.
Pemerintah mendukung aparat penegak hukum dalam menelusuri dua kemungkinan sumber radiasi, yaitu:
Importasi scrap besi dan baja dari luar negeri.
Kebocoran limbah Cs-137 dari sektor penggunaan komersial.
Sebagai langkah pencegahan, pemerintah telah menghentikan sementara rekomendasi impor scrap besi dan baja sampai sistem pengawasan dan fasilitas keamanan dipastikan berjalan maksimal.
Revisi kebijakan dan penguatan regulasi juga akan dilakukan untuk memperketat pengawasan terhadap potensi bahaya radiasi dari sumber radionuklida.
" Pemerintah telah menghentikan sementara rekomendasi impor scrap besi dan baja dari luar negeri hingga seluruh pihak terkait mampu memastikan sistem pengawasan dan fasilitas keamanan berjalan maksimal," tutup Hanif.
- Penulis :
- Aditya Yohan