
Pantau - Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU), Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah, mendesak pemilik CT Corp, Chairul Tanjung, untuk segera sowan ke Ketua Umum PBNU, Kiai Haji Yahya Cholil Staquf, guna meminta maaf atas tayangan Trans7 yang dianggap menistakan pesantren dan para kiai.
Tayangan Xpose Uncensored Dinilai Lecehkan Pesantren
Tayangan yang menuai kontroversi berasal dari program Xpose Uncensored yang ditayangkan di Trans7, anak perusahaan Trans Media milik CT Corp.
Dalam tayangan tersebut ditampilkan video santri dan jamaah yang sedang menyalami kiai yang duduk dan turun dari mobil.
Narasi dalam video menyebut bahwa santri rela ngesot demi menyalami dan memberikan amplop kepada kiai, serta menyindir bahwa seharusnya kiai yang kaya justru memberikan amplop kepada santri.
Cuplikan video ini memicu kemarahan publik dan menuai reaksi keras, terutama dari kalangan Nahdliyin.
Netizen bahkan ramai-ramai menyerukan aksi boikot terhadap Trans7.
Gus Falah menyebut tayangan tersebut secara jelas telah melecehkan kiai dan muruah pesantren, khususnya menyinggung Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri, Jawa Timur.
“Tayangan Trans7 itu jelas-jelas menistakan kiai dan muruah pesantren. Sudah seharusnya Pak Chairul Tanjung meminta maaf kepada ulama dan umat dengan sowan ke Kiai Yahya selaku Ketum PBNU,” ungkapnya.
Gus Falah: CT Corp Harus Bertanggung Jawab
Menurut Gus Falah yang juga anggota Komisi III DPR RI, lini media di bawah CT Corp kurang memahami sejarah dan budaya pesantren.
Ia menyayangkan ketidakhati-hatian Trans7 dalam menyajikan konten yang menyangkut institusi keagamaan.
Ia menilai bahwa sebagai pemimpin tertinggi konglomerasi, Chairul Tanjung memiliki tanggung jawab penuh atas apa yang disiarkan oleh medianya.
“Sebagai panglima tertinggi dalam konglomerasi itu, tentu Pak Chairul Tanjung harus bertanggung jawab atas penistaan pesantren dan kiai yang dilakukan salah satu medianya,” tegasnya.
Gus Falah juga menekankan pentingnya menjaga sikap hormat dan adab kepada para ulama dalam segala bentuk komunikasi publik.
Ia mengingatkan agar siapa pun yang memproduksi konten, terlebih media besar, tidak sembarangan dalam menyampaikan narasi jika tidak memahami sepenuhnya isi dan konteksnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf