
Pantau - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, menyelidiki dugaan kasus keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) setelah 9 siswa SDN Toronan 1 mengalami mual dan muntah pada 15 Oktober 2025.
Dari total korban, enam siswa sempat menjalani perawatan di Puskesmas terdekat, sementara tiga lainnya cukup mendapatkan rawat jalan.
Kepala Dinkes Pamekasan, Saifudin, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengirim sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya.
"Saat ini sampel makanan yang diduga menjadi penyebab siswa keracunan telah kami kirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya untuk diuji," ungkapnya.
Proses Penyajian Dipantau Ketat, Dugaan Mengarah ke Distribusi
Selain mengambil sampel, Dinkes juga menurunkan tim khusus untuk memantau proses penyajian makanan yang disediakan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi.
Saifudin menyebutkan dugaan sementara mengarah pada penyimpanan dan distribusi makanan yang tidak sesuai standar waktu penyajian.
"Yang di SDN 1 Toronan ini kami menunggu hasil uji lab. Dugaan sementara tim yang kami terjunkan, terindikasi karena proses penyimpanan dan distribusi makanan kemungkinan melebihi tenggat waktu ideal. Masa siap dan distribusi sepertinya terlalu lama. Tapi masih dugaan lho ya," ia menjelaskan.
Bukan Kasus Pertama, Sebelumnya 35 Anak Jadi Korban
Kasus keracunan makanan ini bukan yang pertama di Pamekasan dalam program MBG.
Pada 16 September 2025, kejadian serupa terjadi di SDN 1 Pasanggar, Kecamatan Pegantenan, dan TK Al-Falah, Tlanakan, dengan total korban mencapai 35 orang.
Hasil laboratorium kasus pertama mengonfirmasi bahwa makanan terkontaminasi mikroorganisme berbahaya.
Untuk kasus terbaru di SDN Toronan 1, hasil laboratorium masih ditunggu untuk memastikan penyebab pasti.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Aditya Yohan