billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemerintah Rampungkan 7 Lapas dan Rutan Baru Akhir 2025 untuk Atasi Kepadatan

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Pemerintah Rampungkan 7 Lapas dan Rutan Baru Akhir 2025 untuk Atasi Kepadatan
Foto: Direktur Jenderal Pemasyarakatan Mashudi (tengah) menjawab pertanyaan wartawan di Kantor Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Jakarta, Senin 20/10/2025 (sumber: ANTARA/Fath Putra Mulya)

Pantau - Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, Mashudi, mengumumkan bahwa tujuh lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan negara (rutan) akan selesai dibangun pada 31 Desember 2025 mendatang.

Pembangunan fasilitas pemasyarakatan ini bertujuan untuk mengatasi persoalan kelebihan kapasitas warga binaan yang selama ini menjadi masalah utama di banyak lapas dan rutan di Indonesia.

Mashudi menyampaikan, "Kami berharap, mohon doanya, mudah-mudahan untuk tanggal 31 Desember nanti, tujuh lapas dan rutan itu sudah selesai. Kita bisa untuk mengurangi over daripada kapasitas yang ada di lapas dan rutan", ungkapnya.

Tujuh Lokasi Lapas dan Rutan Baru

Tujuh fasilitas tersebut dibangun di Lapas Kumbang di Nusakambangan, Bagansiapiapi, Lhokseumawe, Jambi, Semarang, Solo, dan Pagaralam.

Mashudi menjelaskan bahwa ketujuh lapas dan rutan baru ini diperkirakan dapat menampung sekitar 4.500 orang.

Lebih lanjut ia mengatakan, "Yang bertingkah, kita masih kosong, banyak", ujarnya terkait potensi ruang tambahan untuk warga binaan yang memerlukan penanganan khusus.

Rencana Pembangunan Lanjutan dan Pelatihan SDM

Selain tujuh proyek yang akan rampung pada akhir 2025, pemerintah juga telah merencanakan pembangunan 14 lapas dan rutan lainnya yang ditargetkan selesai pada tahun 2026.

Mashudi menambahkan, "Kita targetkan satu tahun harus jadi", tegasnya soal target penyelesaian pembangunan.

Ia juga menekankan pentingnya pengembangan kompetensi sumber daya manusia pemasyarakatan.

Menurut Mashudi, pelatihan bagi petugas pemasyarakatan selama ini belum berjalan maksimal.

"Pegawai itu mulai tahun 2014, tidak ada pelatihan, tidak ada pendidikan. Jadi, lulusan SMA, langsung terjun jaga di penjagaan", jelasnya.

Ia menambahkan bahwa pihaknya telah berkomitmen untuk memperbaiki hal ini.

"Kita berkomitmen, para direktur semuanya berkomitmen, kita akan didik yang bersangkutan (petugas pemasyarakatan) bagaimana dia bisa penjagaan yang benar bagaimana, patroli bagaimana, penggeledahan bagaimana. Kita akan ajari semuanya satu per satu", ungkap Mashudi.

Penulis :
Leon Weldrick