
Pantau - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menggencarkan edukasi kepada masyarakat untuk mencegah penyebaran demam berdarah dengue (DBD), khususnya selama musim hujan yang rawan genangan air.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, Emirald Isfihan, menyampaikan bahwa potensi genangan air di barang-barang bekas saat musim hujan bisa menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk penyebab DBD.
Berdasarkan data minggu kedua Oktober 2025, tercatat sebanyak 519 kasus DBD di Kota Mataram.
Angka tersebut menunjukkan penurunan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024, yang mencatat 570 kasus.
PSN dan Fogging Terus Dilakukan di Seluruh Kelurahan
Meski kasus menurun, 11 puskesmas di Kota Mataram tetap aktif melakukan pemantauan jentik nyamuk secara berkala.
Masyarakat diajak bergotong royong membersihkan lingkungan dan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) minimal satu kali dalam seminggu.
PSN juga dianjurkan dilakukan 1–2 hari setelah hujan turun untuk mencegah jentik berkembang di genangan air yang baru terbentuk.
Gerakan PSN 4 plus dan fogging telah menjadi program rutin yang dijalankan di seluruh kelurahan sebagai upaya pencegahan DBD.
Langkah ini bertujuan memutus siklus nyamuk Aedes aegypti dengan mengeliminasi tempat-tempat perindukan jentik dari lingkungan warga.
Dinas Kesehatan mencatat bahwa tingginya kasus DBD sering dipicu oleh faktor lingkungan, khususnya di wilayah dengan kebiasaan menimbun barang bekas.
Edukasi terus dilakukan agar warga memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan tidak menunggu kasus muncul untuk bertindak.
Untuk pelaksanaan fogging, Dinas Kesehatan terlebih dahulu melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) oleh tim puskesmas setempat.
Fogging dilakukan setelah tahap PE dan PSN, karena metode ini hanya efektif membunuh nyamuk dewasa.
Sementara itu, jentik nyamuk hanya dapat diberantas melalui PSN yang dilakukan secara rutin oleh masyarakat.
- Penulis :
- Aditya Yohan