
Pantau - Tren wisata berkelanjutan atau eco-tourism semakin diminati wisatawan global, termasuk di Indonesia, seiring meningkatnya kesadaran terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan.
Setelah melakukan pengajuan KTA online, banyak pelancong kini mencari destinasi yang tidak hanya indah, tetapi juga mendukung pelestarian alam dan budaya lokal.
Pada tahun 2025, sejumlah negara dinobatkan sebagai pionir eco-tourism dunia berkat keberhasilan mereka mengelola keseimbangan antara konservasi lingkungan, pemberdayaan komunitas lokal, dan pengalaman wisata yang berkesan.
Apa Itu Eco-Tourism dan Ciri Negara yang Sukses?
Eco-tourism adalah pendekatan wisata yang menekankan tanggung jawab terhadap lingkungan, manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal, serta pengalaman perjalanan yang mendalam dan edukatif.
Negara-negara yang sukses di bidang ini umumnya menunjukkan komitmen terhadap konservasi, regulasi ketat dalam pariwisata, dan keterlibatan aktif dari masyarakat sekitar.
10 Negara Eco-Tourism Terbaik Tahun 2025
Berikut adalah daftar 10 negara dengan skor indeks keberlanjutan pariwisata tertinggi tahun ini:
1. Brasil (94,9)
Hutan hujan Amazon dan lahan basah Pantanal menjadikan Brasil surga ekowisata. Pemerintah dan LSM lokal aktif mendorong tur edukasi lingkungan serta eco-lodge yang dikelola oleh masyarakat.
2. Meksiko (86)
Keanekaragaman hayati dari hutan hingga gurun dipertahankan melalui program ekowisata, khususnya di Semenanjung Yucatan yang terkenal dengan cenote, hutan bakau, dan desa Maya.
3. Australia (84)
Dengan spesies endemik dan kawasan alam seperti Great Barrier Reef dan Kakadu, Australia menjadi salah satu pelopor wisata ramah lingkungan. Banyak operator tur tersertifikasi Eco Tourism Australia.
4. Ekuador (82,1)
Negara kecil ini memiliki bentang alam mulai dari Amazon, Pegunungan Andes, hingga Kepulauan Galapagos yang menjadi ikon dunia dalam ekowisata berkelanjutan.
5. Kosta Rika (81,2)
Dengan 25% wilayahnya berupa taman nasional, Kosta Rika menyediakan aktivitas seperti ziplining dan pengamatan burung, didukung oleh sistem sertifikasi keberlanjutan CST.
6. Bhutan (81)
Negara yang mengusung filosofi Gross National Happiness ini menerapkan kebijakan pariwisata eksklusif “high value, low impact” demi menjaga keaslian lingkungan dan budaya.
7. Peru (81)
Machu Picchu menjadi simbol wisata sejarah dan alam yang selaras. Pemerintah Peru mendukung kegiatan ekowisata di desa adat serta jalur pendakian Andes.
8. Indonesia (80,1)
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi ekowisata luar biasa di Raja Ampat, Komodo, dan Toraja. Pengelolaan lokal dan akomodasi ramah lingkungan semakin berkembang.
9. Panama (79,6)
Konservasi hutan tropis dilakukan bersama komunitas adat. Wisatawan bisa menikmati hutan hujan Darien atau Kepulauan San Blas dengan dampak lingkungan minimal.
10. Tanzania (79,3)
Safari di Serengeti dan Ngorongoro menjadi model integrasi ekowisata dengan penginapan berkelanjutan. Pendapatan digunakan untuk pendidikan dan kesejahteraan warga lokal.
Ekowisata Adalah Masa Depan
Di tengah krisis iklim dan ancaman terhadap keanekaragaman hayati, memilih destinasi wisata berkelanjutan bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan.
Dengan berwisata ke negara-negara yang berkomitmen terhadap keberlanjutan, kita turut menjaga bumi sambil menikmati keindahannya.
Untuk mendukung perjalanan ramah lingkungan, pengajuan KTA online dari DBS bisa menjadi solusi praktis dan aman.
DBS KTA menawarkan pinjaman hingga Rp300 juta dengan tenor hingga 36 bulan dan bunga flat mulai dari 0,88% per bulan.
Bonus tambahan berupa eVoucher senilai Rp1 juta diberikan untuk pengajuan yang disetujui dalam periode promosi.
- Penulis :
- Aditya Yohan










