billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wakil Ketua Komisi VII DPR Dukung Langkah Menteri Keuangan Berantas Mafia Impor Tekstil Ilegal

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Wakil Ketua Komisi VII DPR Dukung Langkah Menteri Keuangan Berantas Mafia Impor Tekstil Ilegal
Foto: Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia Chalim (tengah) menyerahkan cendera mata kepada pelaku UKM di Banda Aceh, Kamis 23/10/2025 (sumber: ANTARA/M Haris SA)

Pantau - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Chusnunia Chalim, menyatakan dukungannya terhadap langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam upaya memberantas praktik impor tekstil ilegal yang dinilai merugikan industri nasional.

Langkah ini disebut Chusnunia sebagai upaya konkret untuk menyelamatkan industri tekstil dalam negeri yang selama ini terdampak oleh praktik curang tersebut.

Ia menegaskan bahwa tindakan Menteri Keuangan akan berdampak langsung terhadap kelangsungan hidup para pekerja dan keberlanjutan industri tekstil nasional.

"Sudah terlalu lama mafia impor ini dibiarkan dan dampaknya terasa langsung oleh para pekerja dan industri tekstil nasional, karenanya langkah Menkeu ini harus kita dukung bersama untuk menyelamatkan nasib industri tekstil nasional kita", ungkapnya.

Dukungan terhadap Pandangan APSyFI dan Potensi Kerugian Negara

Chusnunia juga menyatakan sepakat dengan pandangan Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) yang menilai bahwa praktik impor ilegal mengganggu rantai pasok industri tekstil yang sudah terintegrasi dari hulu ke hilir.

APSyFI sebelumnya menyampaikan bahwa maraknya praktik impor ilegal berpotensi menimbulkan kerugian negara hingga Rp54 triliun setiap tahunnya.

Dampak lainnya adalah kebangkrutan puluhan perusahaan tekstil dan terjadinya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) sejak tahun 2022.

Chusnunia menambahkan, "Kita terus mendorong Direktorat Jenderal Bea Cukai dapat memperkuat sistem pengawasan dan memperbaiki prosedur penerimaan barang impor dari pelabuhan", ujarnya.

Ia menilai bahwa dengan perbaikan sistem dan prosedur, sektor tekstil tetap memiliki peluang besar untuk berkontribusi pada ekonomi nasional, dengan kontribusi terhadap PDB mendekati satu persen.

Industri Tekstil Masih Hadapi Tantangan, Namun Punya Potensi Strategis

Menurut data Kementerian Perindustrian, sektor tekstil menyerap lebih dari tiga juta tenaga kerja dan tergolong sebagai sektor padat karya.

Namun, industri ini masih menghadapi berbagai tantangan seperti ketergantungan pada bahan baku impor serta tekanan dari barang impor yang menurunkan daya saing domestik.

"Artinya, dengan kebijakan yang berpihak, sektor ini dapat menjadi tulang punggung reindustrialisasi nasional yang berdampak pada masa depan industri tekstil nasional kita", tegas Chusnunia.

Ia menilai bahwa industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki potensi untuk tumbuh menjadi pusat inovasi dan pertumbuhan global.

Namun, tekanan dari barang impor yang terus berlangsung selama lebih dari 15 tahun telah menyebabkan industri kehilangan ruang untuk berinovasi.

"Akibatnya, Indonesia tertinggal dalam pengembangan teknologi dan produk baru dibanding Vietnam karenanya langkah awal yang perlu dilakukan adalah mengamankan pasar domestik dari hulu hingga hilir agar industri bisa pulih sambil memperbaiki rantai pasok yang terganggu oleh praktik impor dumping dan impor ilegal", ia mengungkapkan.

Penulis :
Leon Weldrick