
Pantau - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Ravindra Airlangga menegaskan bahwa kawasan ASEAN memiliki peran strategis dalam perekonomian global serta menjadi pusat inovasi dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.
Penegasan tersebut ia sampaikan dalam diskusi bertajuk KTT ASEAN Malaysia 2025: Momentum Konsolidasi Peran Indonesia sebagai Poros Kekuatan Asia Tenggara yang diselenggarakan oleh Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) di Kompleks Parlemen, Senayan, pada Selasa, 28 Oktober 2025.
Menurut Ravindra, ASEAN dengan populasi mencapai 692 juta jiwa telah berkontribusi sebesar 7,3 persen terhadap pertumbuhan ekonomi dunia.
Dalam satu dekade terakhir, nilai ekonomi ASEAN telah melampaui 4 triliun dolar AS, menjadikannya sebagai ekonomi terbesar keempat di dunia.
ASEAN Jadi Magnet Investasi dan Stabilitas Kawasan
"Faktor seperti digitalisasi, integrasi ekonomi, dan bonus demografi menjadikan ASEAN bukan hanya pasar besar, melainkan juga pusat inovasi dan investasi di kawasan Indo-Pasifik," ungkapnya.
Ia menambahkan, pada tahun 2030 ASEAN diproyeksikan akan menjadi penyumbang tenaga kerja terbesar ketiga di dunia.
Ravindra juga menyoroti stabilitas politik yang terjaga selama lebih dari lima dekade sebagai pencapaian penting kawasan.
"Keberagaman ekstrem di ASEAN baik dari sisi budaya, kepercayaan, maupun geografis, justru menjadi kekuatan. Nilai-nilai utama ASEAN seperti pembangunan konsensus, penghormatan terhadap kedaulatan, dan non-intervensi harus terus dijaga sebagai pedoman hubungan antarnegara di tengah dinamika geopolitik global," ia mengungkapkan.
Ravindra mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Sugiono dalam KTT ASEAN terbaru mengenai ulang tahun ke-50 Treaty of Amity and Cooperation (TAC) yang akan jatuh pada 2026.
"Ulang tahun ke-50 Treaty of Amity and Cooperation (TAC) pada tahun 2026 merupakan momentum penting untuk meneguhkan kembali nilai-nilai dasar ASEAN, yakni perdamaian, stabilitas, dan kerja sama kawasan," katanya.
Ia juga menambahkan bahwa ASEAN berhasil menjaga hubungan baik dengan berbagai poros geopolitik utama.
"ASEAN juga menjaga hubungan baik dengan berbagai poros geopolitik dan menjadi platform terpercaya bagi negara-negara seperti China, Jepang, India, USA dan lainnya untuk melaksanakan dialog dan kerjasama," ungkapnya.
Peran Sentral Indonesia dan Prospek Ekonomi Digital ASEAN
Ravindra menjelaskan bahwa Indonesia sebagai negara penggagas ASEAN memiliki kontribusi besar, baik dari segi jumlah penduduk maupun produk domestik bruto (PDB) kawasan.
Indonesia disebutnya menyumbang hampir setengah dari populasi ASEAN dan sepertiga dari PDB kawasan.
Ia juga menyoroti meningkatnya perdagangan ASEAN dengan China dan Amerika Serikat pada tahun 2024, masing-masing sebesar 15 persen dan 12 persen.
Selain itu, tercapainya kesepakatan substansial dalam perundingan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) dinilai sebagai langkah strategis bagi penguatan kerja sama ekonomi digital di kawasan.
Dengan kesepakatan tersebut, Ravindra berharap negara-negara ASEAN dapat berkomitmen dalam isu-isu seperti keamanan siber, pembayaran elektronik, arus data lintas batas (Cross-Border Data Flows), dan sektor penting lainnya.
"Kerja sama ekonomi digital ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan, bahkan hingga 366 juta dolar AS terhadap pertumbuhan PDB kawasan ASEAN pada 2030 mendatang," tegas Ravindra.
- Penulis :
- Arian Mesa









