
Pantau - PTPN IV PalmCo, subholding dari PTPN III (Persero), terus mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaannya melalui pelatihan, pembiayaan, dan perluasan akses pasar sebagai bentuk komitmen dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.
Pendampingan dan Ekosistem untuk UMKM Tangguh
Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko K Santosa, menegaskan pentingnya pendampingan bagi pelaku UMKM agar dapat menjadi kekuatan ekonomi daerah.
"Dengan pendampingan yang tepat, pelaku usaha kecil bisa menjadi penggerak ekonomi yang tangguh di daerah," ungkapnya.
PalmCo tidak hanya memberikan modal, tetapi membangun ekosistem usaha melalui pelatihan peningkatan kompetensi, fasilitasi pembiayaan, dan akses ke pameran berskala nasional.
"Kami tidak ingin pemberdayaan berhenti di pemberian modal saja, yang kami bangun adalah ekosistem agar UMKM bisa tumbuh secara berkelanjutan lewat pelatihan, pendampingan, dan perluasan pasar," jelas Jatmiko.
PalmCo telah menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan di berbagai daerah, seperti Jambi, Sumatera Utara, dan Kalimantan.
Materi pelatihan mencakup bakery & cake, pengelolaan keuangan, desain kemasan, serta strategi digital marketing.
Kegiatan ini bekerja sama dengan LaSalle College Jakarta dan komunitas pelatihan kewirausahaan.
PalmCo juga menyediakan akomodasi dan transportasi bagi peserta dari wilayah terpencil untuk memastikan partisipasi mereka dalam pelatihan.
Akses Pasar dan Pembiayaan: UMKM Siap Bersaing Nasional
UMKM binaan PalmCo difasilitasi untuk mengikuti ajang pameran nasional seperti Inacraf 2025 dan 2nd Expouse 2025 di Yogyakarta.
"Expo semacam ini sangat penting sebagai jembatan antara pelaku UMKM dan pasar yang lebih luas. Kami ingin mitra binaan bisa bersaing, tidak hanya di tingkat lokal, tapi juga nasional bahkan internasional," ujar Jatmiko.
Dari sisi pembiayaan, PalmCo menggandeng Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk memperkuat akses modal usaha.
Hingga Agustus 2025, nilai pembiayaan yang telah disalurkan mencapai Rp70,3 miliar untuk 4.277 mitra UMKM di berbagai daerah.
Skema pembiayaan dilakukan dengan prinsip kehati-hatian melalui validasi dan pengecekan oleh pihak perbankan.
"Prinsip kehati-hatian tetap menjadi prioritas kami. Namun, kami percaya, dengan bimbingan yang baik, pelaku usaha kecil dapat tumbuh mandiri dan memperluas skala bisnisnya," tambah Jatmiko.
Salah satu mitra binaan PalmCo, Elynar Lubis, pengrajin ecoprint asal Medan, menceritakan dampak positif dari program tersebut.
"Awalnya saya hanya memproduksi di rumah dan menjual di pasar lokal. Setelah ikut program PalmCo, saya belajar tentang pengemasan, strategi promosi, dan manajemen keuangan. Sekarang omzet saya naik bahkan sudah ada pesanan dari luar daerah," ungkapnya.
Di sektor fashion, PalmCo juga membina UMKM kain tradisional Kalimantan.
Ronsa dari brand Koleksi Betanun asal Pontianak menyampaikan pengalamannya selama mengikuti pelatihan.
"Kami belajar langsung teknik menjahit dan desain dari standar industri garmen. Ini sangat membantu agar produk kain tradisional kami bisa lebih kompetitif," katanya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf










