
Pantau - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI mulai melakukan sampling atau pengambilan data terhadap sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Indonesia terkait penyidikan kasus dugaan korupsi proyek digitalisasi SPBU di PT Pertamina (Persero).
Pemeriksaan Mesin EDC di Beberapa Wilayah
“Pada pekan ini, tim penyidik KPK bersama auditor BPK sedang maraton melakukan sampling pengecekan mesin electronic data capture (EDC) di sejumlah SPBU yang tersebar di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, dan Banten,” ungkap Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, kepada jurnalis di Jakarta.
Selain kegiatan sampling, KPK juga masih memeriksa sejumlah saksi untuk memperdalam penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan digitalisasi SPBU Pertamina periode 2018–2023. Pada 29 Oktober 2025, dua saksi berinisial TRJ dan BD telah diperiksa penyidik KPK.
“Dalam pemeriksaan tersebut, penyidik melakukan pendalaman materi terkait pengadaan digitalisasi SPBU dalam kaitannya dengan penghitungan kerugian negaranya,” jelas Budi.
Kasus Masuki Tahap Akhir, Libatkan Tiga Tersangka
KPK diketahui telah memulai penyidikan kasus ini sejak 20 Januari 2025, setelah sebelumnya naik dari tahap penyelidikan pada September 2024. Jumlah tersangka baru diumumkan pada 31 Januari 2025, sebanyak tiga orang.
Pada 28 Agustus 2025, KPK menyampaikan bahwa penyidikan kasus digitalisasi SPBU telah memasuki tahap akhir dan tengah menghitung potensi kerugian negara bersama BPK RI.
Salah satu tersangka yang menjadi perhatian publik adalah Elvizar (EL), Direktur PT Pasifik Cipta Solusi (PCS) pada proyek digitalisasi SPBU. Pada 6 Oktober 2025, KPK mengumumkan bahwa Elvizar juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan mesin EDC di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) tahun 2020–2024, di mana ia menjabat sebagai Direktur Utama PCS.
Kegiatan sampling bersama BPK ini menjadi langkah penting untuk memastikan keakuratan data dan menghitung potensi kerugian negara dalam proyek yang melibatkan ribuan SPBU di seluruh Indonesia, dengan total sekitar 15.000 titik yang terdaftar dalam sistem digitalisasi Pertamina.
- Penulis :
- Aditya Yohan









