
Pantau - Mahasiswa dan dosen Universitas YARSI mengembangkan aplikasi berbasis kecerdasan buatan bernama Ashoka untuk membantu deteksi dini kelainan genital seperti hipospadia pada anak laki-laki di Indonesia, terutama di daerah yang sulit mengakses dokter urolog.
Satu dari setiap 300 anak laki-laki yang lahir di Indonesia mengalami kelainan genital seperti hipospadia, yang dapat menyebabkan batang penis melengkung dan aliran urine menyebar ke berbagai arah saat buang air kecil.
Kelainan genital ini bisa berdampak serius, mulai dari infeksi, peradangan, hingga gangguan fungsi seksual di kemudian hari, namun dapat ditangani dengan baik jika terdeteksi sejak dini.
Gunakan AI untuk Bantu Orang Tua dan Tenaga Kesehatan
Aplikasi Ashoka dirancang untuk membantu orang tua, bidan desa, hingga dokter Puskesmas agar lebih cepat mengenali tanda-tanda awal kelainan genital.
"Sehingga orang tua, bidan desa hingga dokter Puskesmas mengetahui tanda-tanda awal kelainan genital itu. Mereka menggunakan aplikasi kami, yang mana nanti orang tua atau bidan desa bisa mengisi data dan difoto, dan nanti datanya bisa diberikan ke urolog," jelas salah satu pengembang proyek.
Aplikasi ini bekerja dengan memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mengklasifikasikan kondisi genital anak ke dalam kategori normal atau abnormal berdasarkan data dan foto yang diunggah.
Data tersebut kemudian diteruskan ke dokter urolog untuk diberikan rekomendasi penanganan medis.
Jika perlu tindakan lanjutan, anak dapat dirujuk ke dokter urolog terdekat, seperti di kota Ambon, Surabaya, atau Jakarta.
Solusi Digital di Tengah Keterbatasan Spesialis
Distribusi dokter urolog di Indonesia masih belum merata dan terkonsentrasi di kota-kota besar, membuat layanan ini sulit diakses oleh masyarakat di wilayah terpencil.
Melalui Ashoka, deteksi mandiri menjadi lebih memungkinkan, meskipun sensitivitas orang tua terhadap gejala masih menjadi tantangan.
"Bisa dilihat dari kenapa kencingnya tidak keluar secara normal atau kadang-kadang malah ke belakang. Bahkan ada juga kecurigaan kalau anak itu perempuan. Inilah yang kita bantu," tambah tim pengembang.
Dengan komunikasi digital dan kecerdasan buatan, Ashoka menjadi solusi awal pemeriksaan kelainan genital bagi masyarakat yang tidak memiliki akses langsung ke layanan spesialis.
Proyek ini juga menjadi contoh nyata penerapan pembelajaran berbasis proyek oleh mahasiswa dalam menjawab persoalan kesehatan masyarakat secara konkret.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Tria Dianti










