
Pantau - Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, menegaskan kembali komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam mempercepat transisi energi dari fosil ke energi terbarukan, demi mencapai target Net Zero Emission sebelum tahun 2060.
Komitmen Nasional dan Target Energi Terbarukan
Pernyataan ini disampaikan Eddy saat menjadi panelis dalam forum 2nd Tripartite Forum ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) di Parliament House, Malaysia.
Ia menyampaikan bahwa Presiden Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, salah satunya melalui pemanfaatan sumber daya alam untuk energi terbarukan.
Dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034, Indonesia menargetkan penambahan pembangkit baru sebesar 69,5 GW, dengan 53 GW di antaranya berasal dari energi baru dan terbarukan termasuk penyimpanan energi berbasis baterai.
Eddy menekankan bahwa meskipun Indonesia memiliki cadangan energi fosil dan terbarukan yang besar, kebutuhan energi nasional masih bergantung pada impor.
Karena itu, pemerintah berkomitmen membangun ketahanan dan kedaulatan energi melalui percepatan transisi energi yang terarah.
Daya Tarik Investasi ASEAN dan Kebijakan Pendukung
Eddy Soeparno juga mengajak pimpinan parlemen negara-negara ASEAN untuk menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi utama dalam sektor energi bersih.
Ia menjelaskan bahwa pemerintah saat ini tengah melakukan deregulasi dan reformasi struktural guna menarik lebih banyak investor di sektor energi terbarukan.
Namun, ia juga mengakui bahwa tantangan utama dalam pengembangan energi ramah lingkungan adalah biaya tinggi dan aspek ke ekonomian proyek.
Sebagai bentuk dukungan kebijakan, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden No. 109 untuk mempermudah pengelolaan sampah menjadi energi, serta Perpres No. 110 guna memperkuat ekosistem pasar karbon nasional.
Upaya ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam membangun sistem energi nasional yang berkelanjutan, mandiri, dan terbuka bagi kerja sama regional.
- Penulis :
- Gerry Eka








