
Pantau - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) bekerja sama dengan Kementerian Sosial Republik Indonesia dalam memperkuat kesiapsiagaan dan mitigasi bencana di wilayah rawan, sebagai respons atas pengalaman bencana besar yang pernah terjadi di provinsi tersebut.
Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, menyampaikan apresiasi atas dukungan Kementerian Sosial dalam penguatan kapasitas masyarakat.
"Sulawesi Tengah sudah beberapa kali mengalami bencana besar. Karena itu, kita harus belajar dan berbenah dengan memperkuat kesiapsiagaan masyarakat," ungkapnya.
Program Fokus di Morowali Utara, Libatkan Sekolah dan Komunitas
Gubernur Anwar menegaskan bahwa mitigasi bencana harus menjadi gerakan bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Pemerintah Provinsi Sulteng menyatakan kesiapan penuh mendukung seluruh langkah Kementerian Sosial dalam membangun wilayah yang tangguh terhadap bencana.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam audiensi antara Gubernur Sulteng dan Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kementerian Sosial RI.
Pertemuan tersebut membahas pelaksanaan program mitigasi bencana yang akan difokuskan di Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara.
Program yang akan diluncurkan mencakup pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB), Tagana Masuk Sekolah (TMS), dan Lumbung Sosial (Lumsos).
Perwakilan Direktorat PSKBA Kemensos RI, Muh Haykal, menjelaskan bahwa ketiga program tersebut bertujuan memperkuat kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana alam di wilayah rawan.
"Melalui program TMS, kami ingin menanamkan pemahaman sejak dini kepada siswa tentang langkah-langkah menghadapi bencana," ujarnya.
Program TMS akan dilaksanakan di 10 sekolah di Kecamatan Petasia Timur, dengan tujuan agar para siswa memiliki kemampuan dasar untuk menyelamatkan diri dan kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan sejak usia dini.
- Penulis :
- Aditya Yohan







