
Pantau - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang merumuskan pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) yang melibatkan berbagai unsur masyarakat untuk membangun kota yang tangguh terhadap bencana.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Ketahanan Daerah
Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangerang Mahdiar mengatakan bahwa pembentukan FPRB merupakan langkah strategis dalam memperkuat kesadaran masyarakat terhadap tanggap bencana serta menjadi implementasi strategi nasional Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"FPRB ini terdiri dari akademisi, pelaku usaha, relawan, dan media yang bertujuan memberikan kesadaran masyarakat dalam tanggap bencana sehingga berbagai risiko bisa dikurangi," ungkapnya.
Mahdiar menambahkan bahwa antusiasme berbagai kalangan dalam pembentukan forum tersebut menunjukkan adanya kesadaran kolektif untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana di wilayah perkotaan.
"Ini sebagai upaya memperkuat kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana," ujarnya.
Sinergi Pentahelix Jadi Kunci Tangguhnya Kota
Wakil Wali Kota Tangerang Maryono Hasan menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam membangun sistem penanggulangan bencana yang cepat, tanggap, dan berkelanjutan.
“Penanggulangan bencana bukan semata tanggung jawab pemerintah atau BPBD saja, tetapi juga tanggung jawab bersama. Peran aktif masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan relawan menjadi kekuatan utama ketahanan daerah,” katanya.
Maryono juga menekankan perlunya koordinasi yang solid antar pemangku kepentingan agar setiap kebijakan dan tindakan di lapangan bisa lebih terukur dan tepat sasaran.
“Kita ingin memastikan bahwa setiap kebijakan penanggulangan bencana lahir dari diskusi yang matang, didukung data akurat, dan disebarluaskan dengan baik melalui media. Dengan begitu, masyarakat dapat menjadi bagian aktif dalam upaya mitigasi dan kesiapsiagaan,” ujarnya.
FPRB diharapkan menjadi wadah strategis untuk memperkuat kolaborasi pentahelix antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media dalam menghadapi berbagai ancaman bencana di wilayah perkotaan.
“Kota yang tangguh adalah kota yang masyarakatnya siap. FPRB ini diharapkan menjadi gerakan bersama untuk membangun kesadaran, kesiapan, dan kepedulian kolektif terhadap lingkungan sekitar,” pungkas Maryono.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







