
Pantau - Lima ilmuwan Indonesia dianugerahi Habibie Prize 2025 atas kontribusi luar biasa mereka dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, hukum, dan keagamaan sebagai bagian dari peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional.
Apresiasi atas Karya Ilmiah dan Pemikiran Kebangsaan
Rino Rakhmata Mukti dianugerahi Habibie Prize atas risetnya di bidang kimia material yang berfokus pada solusi berkelanjutan di sektor energi dan lingkungan.
Anuraga Jayanegara meraih penghargaan atas riset nutrisi pakan dan pengembangan sistem pertanian berkelanjutan berbasis rekayasa peternakan.
R. Tedjo Sasmono menerima penghargaan atas dedikasinya dalam riset bioteknologi molekuler dan pengembangan sistem diagnosis penyakit infeksi di Indonesia.
Jimly Asshiddiqie memperoleh penghargaan atas kontribusinya dalam pengembangan sistem hukum dan kelembagaan negara yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
Muhammad Quraish Shihab dianugerahi Habibie Prize atas perannya dalam memperkuat dialog antara sains dan agama serta pengembangan pemikiran Islam moderat dan inklusif.
Bentuk Penghormatan Negara bagi Insan Terbaik Bangsa
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, menyatakan bahwa penghargaan ini adalah bentuk apresiasi negara terhadap insan terbaik bangsa serta dorongan bagi generasi muda untuk berkarya.
Ia menekankan bahwa kontribusi para penerima Habibie Prize jauh melampaui penghargaan yang diberikan, dan menjadi bukti nyata pentingnya ilmu pengetahuan dalam pembangunan bangsa.
"Habibie Prize juga bertujuan meningkatkan kesadaran publik terhadap pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi," ungkapnya.
Habibie Prize 2025 merupakan penyelenggaraan ke-26, dengan dukungan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui pemanfaatan Dana Abadi Penelitian sebagai wujud komitmen terhadap pengakuan ilmuwan Indonesia.
Quraish Shihab dikenal luas melalui karya tafsir Al-Misbah, sementara Jimly Asshiddiqie dikenal sebagai salah satu inisiator pembentukan Komisi Yudisial.
- Penulis :
- Aditya Yohan







