
Pantau - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Pelindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB) Kabupaten Natuna menekankan pentingnya penerapan pola pengasuhan tanpa kekerasan dalam membentuk karakter anak sejak dini.
Pola asuh yang baik dinilai mampu mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak serta melindungi mereka dari risiko cedera fisik dan psikis.
Model pengasuhan ini menekankan komunikasi efektif antara orang tua dan anak, sebagai proses dua arah yang bertujuan menciptakan saling pengertian.
Komunikasi positif dilakukan dengan menggunakan kata-kata dan nada bicara yang lembut, sopan, serta tidak membentak.
Contoh komunikasi yang dianjurkan adalah mengganti pernyataan negatif dengan kalimat yang mendukung, seperti “Ayah atau Ibu yakin kamu bisa.”
Dukungan Emosional dan Lingkungan Aman Jadi Faktor Kunci
Anak perlu diberikan ruang untuk berekspresi dan kesempatan merespons, khususnya saat mereka melakukan kesalahan.
Orang tua diharapkan bersikap sabar, tidak tergesa-gesa dalam menuntut jawaban, serta menciptakan suasana yang aman agar anak merasa nyaman tanpa rasa takut akan hukuman.
Penerapan pola asuh ini membutuhkan pengelolaan emosi, konsistensi, dan kesabaran tinggi, terutama bagi keluarga yang belum terbiasa dengan metode pengasuhan tanpa kekerasan.
Tantangan yang dihadapi antara lain adalah pengaruh pola asuh tradisional yang masih kuat dan kurangnya pengetahuan tentang pendekatan pengasuhan positif.
Pola pengasuhan tanpa kekerasan terbukti memberikan dampak jangka panjang berupa tumbuhnya anak yang lebih percaya diri, positif, dan tangguh secara emosional.
Orang tua memiliki peran utama sebagai pendidik pertama dalam kehidupan anak, sedangkan keluarga besar, sekolah, masyarakat, dan pemerintah turut berperan sebagai pendukung dalam pembentukan karakter anak.
Peran orang tua sangat menentukan masa depan anak, baik dari segi kepribadian maupun keberhasilan mereka di masa depan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







