Pantau - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria menargetkan peningkatan jumlah dan mutu peneliti di Indonesia sebagai bagian dari strategi menuju Indonesia Emas 2045.
Dalam sambutannya usai serah terima jabatan di Jakarta, Arif menyoroti rendahnya rasio jumlah peneliti Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain.
"Tentu jumlah ini memang secara rasio kita masih di bawah dari negara-negara lain, dan oleh karena itu kita perlu untuk meningkatkan jumlah maupun kualitas peneliti kita," ungkapnya.
Fokus pada Talenta Unggul dan Riset Kolaboratif
Arif menyatakan BRIN akan mencari talenta unggul yang memiliki semangat tinggi dan kecintaan terhadap dunia riset untuk memperkuat ekosistem inovasi nasional.
Ia menekankan bahwa kekuatan negara maju terletak pada keberadaan peneliti yang tangguh di berbagai bidang.
"Banyak negara-negara maju ekonominya hampir semua memiliki kekuatan (yaitu) peneliti yang tangguh, sehingga talent dalam bidang penelitian ini benar-benar akan kita perkuat," ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas institusi dalam memperkuat ekosistem riset nasional.
"Tentu juga peneliti kan tidak hanya di BRIN, peneliti ada di kampus, peneliti ada di lembaga swasta, dan banyak sekali institusi yang memang berisi para peneliti," jelasnya.
Arif menekankan perlunya orkestrasi dan sinergi antarpeneliti dari berbagai lembaga untuk mengoptimalkan hasil riset.
"Itulah yang sekarang ini yang penting bagi kita adalah orkestrasi, bagaimana perkuat kolaborasi, sinergi antara peneliti yang ada di Indonesia ini," ia mengungkapkan.
Dilantik oleh Presiden Prabowo
Arif Satria resmi dilantik sebagai Kepala BRIN oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin, 10 November 2025 di Istana Negara, Jakarta.
Pelantikan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 123/P/Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala dan Wakil Kepala BRIN.
Ia menggantikan Laksana Tri Handoko dan pada saat pelantikan masih menjabat sebagai Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB).
- Penulis :
- Arian Mesa
