Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wakil Menlu RI Tekankan Pentingnya Dialog Lintas Budaya dan Agama di Era Teknologi dan AI

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Wakil Menlu RI Tekankan Pentingnya Dialog Lintas Budaya dan Agama di Era Teknologi dan AI
Foto: (Sumber: Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Arrmanatha Nasir menyampaikan sambutannya dalam agenda jamuan malam Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) oleh Institut Leimena di Jakarta, Selasa malam (11/11/2025). ANTARA/Nabil Ihsan/aa..)

Pantau - Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Arrmanatha Nasir, menekankan pentingnya dialog lintas budaya dan agama sebagai respons terhadap kemajuan teknologi dan kecerdasan artifisial (AI). Pernyataan tersebut disampaikannya dalam jamuan malam Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) yang diselenggarakan oleh Institut Leimena di Jakarta pada Selasa malam, 11 November 2025.

Arrmanatha menyampaikan bahwa meskipun teknologi, termasuk AI, mempermudah komunikasi global, pembangunan pemahaman antarperadaban tidak dapat tercapai secara instan. Ia menekankan bahwa teknologi harus dimanfaatkan sebagai alat untuk memajukan toleransi.

"Perkembangan AI berpengaruh besar terhadap bagaimana manusia menerima informasi serta membentuk opini dan emosi individu," ujar Arrmanatha.

Diplomasi Indonesia dalam Memajukan Perdamaian

Dalam menghadapi tantangan tersebut, politik luar negeri Indonesia berfokus pada upaya perdamaian dan moderasi. Salah satu langkah yang diambil adalah melalui keterlibatan aktif dalam Aliansi Peradaban Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNAOC). Indonesia sendiri pernah menjadi tuan rumah Forum Global UNAOC di Bali pada 2014, yang menekankan pentingnya dialog, toleransi, dan inklusivitas sebagai landasan perdamaian berkelanjutan.

Selain itu, UNAOC terus meningkatkan kerja sama dengan organisasi regional seperti ASEAN untuk mendorong pendidikan dan pemanfaatan teknologi guna menangkal ujaran kebencian dan memperkuat toleransi. ASEAN juga telah memasukkan elemen dialog lintas budaya dan agama dalam Visi ASEAN 2045, yang menekankan bahwa perdamaian dimulai dari pendidikan dan sikap saling menghargai.

Keberagaman Sebagai Sumber Daya

"Keberagaman bagi ASEAN bukanlah halangan, melainkan sumber daya terbesar," lanjut Arrmanatha. Ia meyakini bahwa dialog lintas budaya dan agama, seperti yang diusung dalam Konferensi LKLB, dapat menjadi cara bijak dalam menyikapi perbedaan tanpa rasa takut.

Arrmanatha menegaskan komitmen Kementerian Luar Negeri RI untuk terus memajukan dialog, moderasi, dan inklusivitas di tingkat global, dengan keyakinan bahwa perdamaian hanya dapat tercapai melalui saling pengertian antarmanusia.

Penulis :
Ahmad Yusuf