Pantau - Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha Djumaryo mengungkapkan bahwa tim kerja pemajuan ekosistem musik telah mulai menjalankan tugasnya usai dibentuk berdasarkan hasil Konferensi Musik Indonesia (KMI) yang digelar pada 8–11 Oktober 2025.
Fokus Kurikulum dan Perizinan Konser
Salah satu fokus utama tim ini adalah melakukan pemutakhiran kurikulum musik di sekolah-sekolah sebagai upaya memperkuat pendidikan musik sejak dini.
Selain itu, tim juga tengah mencari solusi terhadap persoalan perizinan konser yang kerap menjadi kendala dalam pelaksanaan pertunjukan musik di berbagai daerah.
Tim sedang menguji model baru kerja sama antara promotor atau penyelenggara acara (event organizer/EO) dengan pihak kepolisian dalam menyusun sistem keamanan pertunjukan yang lebih efektif dan transparan.
"Kita tahu bahwa kadang-kadang masih EO-EO, promotor, harus banyak duduk bersama polisi untuk menentukan sistem keamanan yang oke dan juga pembayaran keamanan yang transparan," ungkap Giring.
Reformasi Tata Kelola Royalti
Giring juga menyoroti perlunya pembenahan dalam pengelolaan royalti musik di Indonesia. Ia menyatakan bahwa pembenahan terhadap Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) dan Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) menjadi bagian dari fokus kerja tim.
"Masalah royalti semuanya kita memberi masukan kepada Kementerian Hukum, dan jajarannya sudah melakukan hal yang luar biasa mereformasi LMKN dan juga memperbaiki tata kelola LMK. Jadi, ya semuanya sudah mulai kita gerakkan tim kerja di bidang mereka masing-masing," ia mengungkapkan.
Pembentukan tim kerja pemajuan ekosistem musik ini merupakan tindak lanjut konkret dari agenda yang dihasilkan dalam KMI 2025 yang menjadi wadah musyawarah para pelaku industri musik nasional.
- Penulis :
- Leon Weldrick
