Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Ketua DPD RI Serukan Transformasi Transportasi Perkotaan untuk Tekan Emisi Karbon di Kota-Kota Besar

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Ketua DPD RI Serukan Transformasi Transportasi Perkotaan untuk Tekan Emisi Karbon di Kota-Kota Besar
Foto: (Sumber : Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan Baktiar Najamudin menjadi pembicara dalam sesi "Transport and Logistic: Driving Down Carbon in Cities" pada acara United Nations Environment Programme (UNEP) di Belem, Brazil, Rabu (12/11/2025). ANTARA/HO-DPD RI..)

Pantau - Ketua DPD RI Sultan Baktiar Najamudin menilai Indonesia harus segera melakukan transformasi besar-besaran di sektor transportasi perkotaan untuk menekan lonjakan emisi karbon.

Peringatan Emisi dan Dampak Kesehatan

Dalam acara UNEP di Belem, Brazil pada 12 November 2025, Sultan menjadi pembicara dalam sesi "Transport and Logistic: Driving Down Carbon in Cities" atau "Transportasi dan Logistik: Menurunkan Karbon di Kota-Kota".

Ia menyebut ketidakseimbangan komposisi kendaraan dan minimnya transportasi publik telah menyebabkan pemborosan bahan bakar hingga 79,2 juta kiloliter per tahun.

Kondisi tersebut memicu polusi udara sebesar 30,49 juta ton dan emisi gas rumah kaca mencapai 295,12 juta ton CO₂e setiap tahun.

"Kondisi itu menjadi lonceng bahaya bagi kota-kota besar", ungkapnya.

Ia menyoroti kualitas udara Jakarta yang hampir seluruh parameternya melampaui standar WHO dan standar nasional.

Akibat polusi tersebut, warga Jakarta menanggung biaya kesehatan hingga Rp51,2 triliun per tahun, terutama untuk penyakit pernapasan seperti asma dan ISPA.

Sultan menjelaskan bahwa emisi sektor transportasi berdampak pada kesehatan sekaligus memperburuk intensitas bencana global terkait El Niño dan La Niña termasuk banjir, longsor, badai, dan suhu ekstrem yang memicu urban heat island.

Strategi Mobilitas Rendah Karbon dan Ajak Publik Bergerak

Ia menilai bahwa meski upaya pengendalian emisi telah berjalan sejak Protokol Kyoto hingga agenda pembangunan berkelanjutan, tantangan urbanisasi, pertumbuhan penduduk, dan industrialisasi membuat kebijakan reduksi karbon di perkotaan semakin mendesak.

Sultan menyoroti strategi mobilitas DKI Jakarta yang menggunakan pendekatan Avoid–Shift–Improve, seperti pembatasan kendaraan pribadi, peralihan ke kendaraan listrik, penguatan transportasi umum, tarif parkir progresif, jalan berbayar elektronik, dan pajak berbasis emisi.

"Kebijakan itu telah memberi efek berantai dan mulai direplikasi kota-kota lain di Indonesia hingga Asia Pasifik", ujarnya.

Integrasi sistem transportasi seperti BRT, LRT, MRT, elektrifikasi bus pengumpan, dan layanan first-last mile dinilai menjadi fondasi mobilitas rendah karbon.

Sultan menekankan bahwa pembangunan fisik harus disertai perubahan gaya hidup masyarakat.

Digitalisasi transportasi, termasuk ride-sharing dan ride-hailing, dinilai mendorong efisiensi serta inklusivitas mobilitas perkotaan.

Ia menyampaikan bahwa Indonesia telah memulai langkah konkret menuju kota tangguh dan berkelanjutan dengan transformasi yang tidak hanya berbasis teknologi tetapi juga perubahan perilaku menuju net-zero carbon.

"Mari kita terus bergerak bersama membangun kota yang lebih tangguh bagi generasi mendatang”, kata Sultan.

Penulis :
Aditya Yohan