Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kementerian Ekonomi Kreatif Dukung Transformasi Bisnis Radio sebagai Penggerak Ekonomi Daerah

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Kementerian Ekonomi Kreatif Dukung Transformasi Bisnis Radio sebagai Penggerak Ekonomi Daerah
Foto: Kementerian Ekonomi Kreatif mendukung penyelenggaraan Radio Summit XVII di Jakarta pada Sabtu 15/11/2025 (sumber: Kementerian Ekonomi Kreatif)

Pantau - Kementerian Ekonomi Kreatif menyatakan komitmennya mendukung penguatan industri radio agar tetap relevan, berdaya saing, dan mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif daerah.

Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menegaskan pentingnya peran radio dalam ekosistem ekonomi kreatif nasional.

"Radio tidak lagi dipandang sebagai medium tradisional, tetapi bagian penting dari ekonomi kreatif yang harus mampu mengembangkan model bisnis baru di era digital," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa pihaknya akan terus mendorong industri radio agar beradaptasi dengan perkembangan zaman.

"Kementerian Ekonomi Kreatif berkomitmen mendukung penguatan industri radio agar tetap relevan, berdaya saing, dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif dari daerah," ia mengungkapkan.

Radio Summit XVII Soroti Peran Strategis Radio di Era Digital

Sebagai bentuk dukungan konkret terhadap industri radio, Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) bersama Forum Diskusi Radio (FDR) menggelar Radio Summit XVII di Jakarta Pusat pada 15 November 2025.

Pertemuan ini mengangkat tema "Radio bukan sekadar suasana, ini adalah bisnis" dan dihadiri oleh pelaku industri radio dari berbagai daerah, pengiklan, akademisi, dan regulator.

Deputi Bidang Kreativitas Media Kementerian Ekonomi Kreatif Agustini Rahayu berharap Radio Summit 2025 menjadi momentum kebangkitan bisnis radio di Indonesia.

"Saya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat kolaborasi agar industri radio tetap relevan, tangguh, dan mampu beradaptasi di era digital," ujarnya.

Ketua PRSSNI M Rafik juga menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam memperkuat posisi radio di tengah tantangan media digital.

"Kolaborasi adalah kunci. Bersama saja belum tentu mudah, apalagi jika berjalan sendiri. Tapi dengan sinergi antar stasiun radio, asosiasi, dan pelaku kreatif, kita bisa menjadikan radio sebagai kekuatan ekonomi baru," katanya.

Tantangan dan Potensi Industri Radio Nasional

Menurut data PRSSNI, nilai belanja iklan di radio masih cukup tinggi, yakni mencapai sekitar Rp750 miliar per tahun, menunjukkan potensi pertumbuhan industri ini masih terbuka.

Namun, kehadiran platform digital dan media sosial menjadi tantangan signifikan, termasuk dalam hal pergeseran belanja iklan ke media daring.

Meski begitu, radio dinilai tetap memiliki peran strategis dalam sejarah bangsa sebagai medium informasi, sarana komunikasi saat krisis, ruang edukasi publik, serta pelestarian budaya dan promosi kesenian lokal.

Sebagai langkah lanjutan, Kementerian Ekonomi Kreatif akan mendorong penyusunan regulasi pendukung dan fasilitasi kemitraan strategis untuk memastikan keberlanjutan industri radio nasional.

Penulis :
Shila Glorya