Pantau - PT Vale Indonesia Tbk menegaskan komitmennya dalam mengatasi perubahan iklim melalui penerapan teknologi dekarbonisasi dan penguatan kemitraan strategis dalam forum Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) di Belém, Brasil, pada Sabtu, 15 November 2025 waktu setempat.
Inovasi Teknologi dan Keberlanjutan Industri
Chief Sustainability and Corporate Affairs Officer PT Vale Indonesia Budiawansyah menjelaskan bahwa perusahaan telah menerapkan berbagai inisiatif untuk mendukung agenda dekarbonisasi nasional, salah satunya melalui teknologi waste heat recovery.
"Bagaimana semua inisiatif dekarbonisasi, kami salah satunya itu adalah bagaimana men-capture itu waste heat recovery jadi energi tinggi yang dihasilkan yang secara langsung terbuang ke alam itu bisa kita recycle, dan ini menjadi sebuah benchmark industri ekstraktif, khususnya di kegiatan pertambangan untuk ketahanan lingkungan kita ke depan," ungkapnya.
Vale tercatat sebagai salah satu dari 15 perusahaan pertambangan dengan tingkat risiko terendah secara global, dengan skor keberlanjutan 23,7.
"Ini bukan hanya sebuah pencapaian dan jargon semata dalam hal keberlanjutan, tetapi tercermin dari sustainability kita itu sudah ada pada rekor terendah, yaitu 23,7 yang mana itu diklasifikasikan sebagai industri atau praktik kegiatan industri dengan kualifikasi risiko yang rendah," ia menegaskan.
Kemitraan Global dan Dukungan Pemerintah
Dalam hal kemitraan, Vale aktif bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk memperkuat penerapan teknologi ramah lingkungan.
"Komitmen dengan perubahan iklim ini, Vale berusaha menempatkan posisi strategisnya dengan waktu yang tepat, teknologi, dan partnership yang bekerja sama dengan kami dari Amerika, Western, dan juga dari technology provider lainnya yang memang menjadi dasar kami untuk sama-sama secara kolaboratif mengembangkan teknologi dan sustainability," katanya.
Pemerintah Indonesia turut menunjukkan dukungan penuh terhadap aksi mitigasi perubahan iklim melalui berbagai kebijakan, termasuk pembangunan unit karbon terpercaya untuk mendorong ekonomi karbon.
"Semua potensi untuk mendorong aksi mitigasi itu kita lakukan, salah satunya membangun unit karbon yang terpercaya sehingga mendorong nilai ekonomi karbon yang lebih signifikan," ujar Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq.
Selama pelaksanaan COP30 pada 10–21 November 2025, pemerintah menargetkan transaksi perdagangan karbon mencapai 90 juta ton CO₂ dengan nilai sekitar Rp16 triliun.
- Penulis :
- Gerry Eka
