
Pantau - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi sembilan kali gempa bumi di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Kamis dini hari, 20 November 2025.
Rangkaian Gempa Dangkal Dipicu Aktivitas Sesar Aktif
Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Hartanto, menjelaskan bahwa gempa bumi yang terjadi bersifat dangkal dan disebabkan oleh aktivitas sesar aktif.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa ini merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif," ungkapnya.
Gempa utama tercatat terjadi pada pukul 00.26 WIB dengan magnitudo 3,2.
Episenter gempa berada pada koordinat 7,22 Lintang Selatan dan 107,61 Bujur Timur, sekitar 23 km tenggara Kabupaten Bandung, dengan kedalaman 10 km.
Gempa dengan magnitudo terbesar tercatat 3,4 terjadi pada pukul 00.31 WIB, sementara yang terkecil berkekuatan 1,0 pada pukul 00.50 WIB.
Getaran gempa dirasakan dengan intensitas yang bervariasi di sejumlah wilayah.
Wilayah Pangalengan merasakan getaran pada skala III–IV MMI, sementara Banjaran, Ibun, Kertasari, Pasirjambu, Baleendah, dan Margaasih merasakan getaran pada skala II–III MMI.
BMKG: Gempa Susulan dari Aktivitas Sehari Sebelumnya
Hartanto menyampaikan bahwa rangkaian gempa ini merupakan susulan dari gempa dengan magnitudo 3,1 yang terjadi pada Rabu (19 November 2025) pukul 22.54 WIB.
Hingga saat ini, BMKG belum menerima laporan adanya kerusakan bangunan akibat kejadian gempa tersebut.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak mudah terpancing oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Hartanto menegaskan bahwa semua informasi resmi terkait gempa hanya akan disampaikan melalui kanal komunikasi BMKG yang telah terverifikasi.
Ia juga mendorong masyarakat untuk mengambil langkah kesiapsiagaan.
"Perkuat juga mitigasi bencana baik struktural maupun kultural dan melakukan edukasi secara masif terkait potensi gempa dan dampak serta mitigasinya," ujarnya.
BMKG mengimbau masyarakat untuk memastikan bangunan tempat tinggal tahan gempa, menyiapkan tas siaga bencana, serta rutin melatih diri menghadapi situasi darurat gempa bumi.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







