
Pantau - Sebanyak 53 peserta resmi lolos mengikuti sayembara Desain Bangunan dan Kawasan Pusat Kebudayaan Ibu Kota Nusantara (IKN) setelah melalui proses seleksi dari ratusan pendaftar.
Para peserta yang lolos akan mulai menyusun karya desain mereka pada 21 November 2025 hingga batas akhir pada 5 Januari 2026.
Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, menyatakan, "Kreativitas para peserta menjadi kunci dalam melahirkan desain yang mencerminkan semangat Indonesia untuk lebih maju di masa depan."
Jadwal Lengkap Sayembara dan Lokasi Strategis Kawasan
Rangkaian kegiatan sayembara dimulai dengan pendaftaran peserta pada 5–15 November 2025, diikuti verifikasi dokumen pada 16 November 2025, dan penjelasan teknis (aanwijzing) pada 21 November 2025.
Proses penyusunan karya desain berlangsung dari 21 November 2025 hingga 5 Januari 2026, dengan pengumpulan karya dilakukan mulai 10 Desember 2025.
Selanjutnya, penjurian tahap I dilaksanakan pada 9–10 Januari 2026, dilanjutkan tahap II-A pada 14–15 Januari 2026.
Nominator akan diumumkan pada 16 Januari 2026, dan para finalis akan mempresentasikan karyanya dalam penjurian tahap II-B pada 22 Januari 2026.
Penetapan pemenang dilakukan pada 23 Januari 2026, dan penyerahan hadiah akan berlangsung pada 30 Januari 2026.
Aanwijzing dilakukan di Kantor Kemenko 3, Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, sebagai sarana penyelarasan pemahaman peserta terhadap visi besar pembangunan pusat kebudayaan nasional.
Kawasan Pusat Kebudayaan ini akan dibangun di Sumbu Kebangsaan dan berdiri sejajar dengan berbagai bangunan penting seperti Istana Negara, Plaza Bhinneka Tunggal Ika, Kantor Otorita IKN, dan Masjid Negara.
Menghidupkan Jiwa Nusantara Lewat Desain Inklusif
Pusat Kebudayaan IKN akan mencakup dua area utama: Plaza Demokrasi dan Plaza Adi Budaya.
Fasilitas yang dirancang dalam kawasan ini meliputi museum, perpustakaan sebagai pusat transformasi pengetahuan, galeri seni, serta gelanggang olahraga.
Basuki Hadimuljono berharap kawasan tersebut tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga mampu menciptakan ruang publik yang memperkuat kebanggaan nasional, menghidupkan ekosistem seni-budaya, dan menjadi pusat interaksi inklusif bagi masyarakat Indonesia dan dunia.
Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan RI, Restu Gunawan, turut mendorong para peserta untuk menggali makna Nusantara dalam desain mereka.
"Masyarakat yang maju adalah masyarakat yang peduli pusat kebudayaan. Ketika orang datang ke IKN, mereka harus merasakan Indonesia ada di sini. Hal ini tentu membutuhkan konsentrasi dan kreativitas," ujar Restu Gunawan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







