Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

DPKP Inhil Riau Kirim Bangkai Buaya Raksasa ke Jakarta untuk Diawetkan, Isi Perutnya Mengejutkan

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

DPKP Inhil Riau Kirim Bangkai Buaya Raksasa ke Jakarta untuk Diawetkan, Isi Perutnya Mengejutkan
Foto: (Sumber: Kondisi buaya raksasa sepanjang 5,7 meter yang telah mati dibungkus untuk dikirim ke lembaga konservasi di Jakarta oleh DPKP Inhil. ANTARA/HO-Dinas Damkar dan Penyelamatan Inhil/am.)

Pantau - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Indragiri Hilir, Riau, mengirim bangkai seekor buaya besar ke lembaga konservasi di Jakarta untuk dilakukan proses preparasi dan pengawetan.

Buaya Raksasa Ditemukan Mati, Isi Perutnya Berisi Sampah dan Benda Tajam

Buaya dengan berat 585 kilogram dan panjang mencapai 5,7 meter tersebut dikirim ke lembaga konservasi di bawah binaan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Kehutanan RI.

"Pengiriman bangkai buaya itu atas permintaan lembaga tersebut untuk preparasi dan diawetkan," ujar Kepala DPKP Inhil, Junaidi.

Bangkai buaya dibawa menggunakan mobil boks pendingin untuk mencegah pembusukan dan dibungkus plastik sebelum diberangkatkan pada Jumat (21/11) pukul 21.00 WIB.

Buaya tersebut diberi nama “Si Undan”, dan sebelumnya dirawat oleh DPKP Inhil setelah ditangkap warga secara beramai-ramai di Sungai Undan, Kecamatan Reteh, Indragiri Hilir, pada 1 November 2025.

Namun, buaya akhirnya mati pada Kamis (20/11) setelah sempat dievakuasi dan dirawat.

Sebelum dikirim, tim DPKP Inhil melakukan pembelahan bagian perut buaya dan menemukan berbagai benda asing yang mengejutkan.

"Ternyata isinya mengejutkan mulai dari plastik, elektronik, hingga benda tajam," ungkap Junaidi.

Beberapa benda yang ditemukan di dalam perut buaya antara lain:

20 kantong plastik

Karung goni

Tutup minuman kemasan

Pisau kecil lengkap dengan gagangnya

Mata tombak

Pecahan tabung televisi lama

Semua benda tersebut ditemukan dalam kondisi masih utuh.

Tidak ditemukan tulang belulang hewan ataupun manusia dalam tubuh buaya tersebut.

"Kemungkinan benda-benda yang tidak bisa dicerna itu penyebab buaya tersebut mati. Bayangkan saja plastik ada 20 kantong, serta karung goni, pisau, mata tombak, dan tabung televisi," jelas Junaidi.

Penulis :
Gerry Eka