Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

PDI Perjuangan Serukan Islah di Tengah Konflik Internal PBNU dan Ingatkan Pentingnya Menjaga Persatuan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

PDI Perjuangan Serukan Islah di Tengah Konflik Internal PBNU dan Ingatkan Pentingnya Menjaga Persatuan
Foto: (Sumber : Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan Said Abdullah. (ANTARA/HO-PDI Perjuangan).)

Pantau - PDI Perjuangan mengingatkan pentingnya menjaga persatuan di tengah konflik yang terjadi di jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Seruan Islah dari PDI Perjuangan

Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah meyakini bahwa dengan keluasan hati, ikhtiar, tawakal, serta semangat pengabdian kepada umat, para ulama dapat menemukan jalan islah.

“Kami para jam’iyah mendoakan hal itu segera terwujud,” ungkapnya.

Said berharap para pendukung dari kedua pihak dapat menahan diri dan tidak terus memanaskan suasana melalui media massa, media sosial, maupun pertemuan fisik.

Said mengaku sedih mendengar kabar para masayih dan kiai PBNU berkonflik, terlebih ketika konflik itu menjadi konsumsi publik dan disertai tindakan saling pecat.

Menurut Said, konflik bermula dari pengelolaan pertambangan batu bara yang diberikan pemerintah kepada organisasi kemasyarakatan, termasuk NU.

“Suatu perkara duniawi yang sesungguhnya kecil sekali derajatnya untuk dijadikan sumber perpecahan,” ujarnya.

Said, yang sejak kecil dididik dalam tradisi Nahdliyah, menyebut dirinya memegang ajaran tawadu’, tabayun, dan akhlaqul karimah sebagaimana dalam kitab Ta’lim Muta’alim.

Ia memohon kepada para masayih dan kiai PBNU agar kembali pada jalan islah sebagai pilihan utama penyelesaian konflik.

“Para musytasar PBNU, kiai sepuh, dan ahlul halli wal aqdi mohon berkenan untuk menjadi jembatan terwujudnya jalan islah ini,” ungkapnya.

Kekhawatiran Dampak Konflik terhadap NU dan Umat

Said menekankan bahwa perpecahan di PBNU merugikan bangsa karena NU merupakan jangkar kekuatan Islam Indonesia bersama Muhammadiyah.

NU memiliki peran penting dalam pembangunan umat, pendidikan karakter, serta pelayanan ekonomi dan sosial.

Bila konflik berlarut-larut, energi organisasi akan tersedot untuk menyelesaikan pertikaian internal sehingga pelayanan kepada jamiah menjadi terabaikan.

Said menilai bahwa jika jalan islah tidak diambil dan justru langkah saling pecat yang ditempuh, akan timbul luka dan perpecahan berkepanjangan karena situasinya menjadi zero sum game.

“Tidak memenangkan semua, akan ada martabat yang direndahkan,” ujarnya.

Di tengah memanasnya situasi, sejumlah Pengurus Wilayah NU (PWNU) dari berbagai daerah menyerukan agar PBNU mengutamakan islah dan tabayun.

PWNU menilai penyelesaian damai dan musyawarah merupakan tradisi yang harus dijaga dalam organisasi.

Beberapa PWNU meminta agar kepengurusan berjalan hingga muktamar mendatang sembari membenahi persoalan internal dengan cara yang bijak dan tidak merusak stabilitas organisasi.

Seruan tersebut mencerminkan keprihatinan luas bahwa kegaduhan di pucuk pimpinan PBNU dapat menggerus kepercayaan publik.

Konflik ini juga dinilai dapat melemahkan posisi organisasi menjelang Muktamar 2026.

Penulis :
Aditya Yohan