Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BPBD Cilacap Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Ancaman Siklon Tropis hingga Februari 2026

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

BPBD Cilacap Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Ancaman Siklon Tropis hingga Februari 2026
Foto: (Sumber : Ilustrasi - Upaya pencarian korban bencana tanah longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada hari kedelapan operasi, Kamis (20/11/2025). ANTARA/Sumarwoto.)

Pantau - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi siklon tropis di wilayah selatan Indonesia.

Langkah antisipasi dilakukan melalui penguatan sistem peringatan dini, koordinasi lintas lembaga, edukasi kepada masyarakat, serta pelibatan aktif warga dalam mitigasi bencana.

Kepala Pelaksana BPBD Cilacap, Taryo, mengungkapkan bahwa pemerintah pusat dan daerah telah mengambil sejumlah langkah antisipatif terhadap potensi dampak siklon tropis.

Langkah tersebut mencakup pembaruan informasi cuaca, peningkatan akurasi pemodelan cuaca, serta penyampaian peringatan dini secara berkala kepada masyarakat.

Informasi cuaca dan iklim disediakan secara terus-menerus oleh BMKG dan ditindaklanjuti oleh BNPB, Kemendagri, pemerintah provinsi, hingga pemerintah kabupaten/kota melalui surat edaran.

Tujuannya agar masyarakat dapat merespons ancaman bencana secara cepat dan tepat.

Taryo menambahkan, "Pemerintah pusat juga beberapa kali melakukan operasi modifikasi cuaca untuk mengurangi hujan ekstrem, termasuk saat terjadi longsor di Cilacap dan Banjarnegara."

Koordinasi Lintas Lembaga dan Penguatan Infrastruktur

Sebagai bagian dari kesiapsiagaan, Pemerintah Kabupaten Cilacap menggelar rapat koordinasi penanggulangan bencana hidrometeorologi pada 2 Oktober 2025.

Apel kesiapsiagaan bencana juga dilaksanakan pada 4 November 2025 untuk memastikan seluruh perangkat siap siaga.

Rencana kontingensi spesifik telah disiapkan, meliputi lokasi dan kapasitas shelter, jalur evakuasi, serta pelaksanaan simulasi lapangan secara berkala.

Infrastruktur vital seperti drainase, tanggul, bendungan, jaringan listrik, dan komunikasi telah dipastikan dalam kondisi siap pakai.

Mitigasi juga dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kegagalan alat atau sistem pendukung.

Taryo menegaskan bahwa, "Kesiapsiagaan tidak akan berhasil tanpa keterlibatan aktif masyarakat."

Pemberdayaan Masyarakat dan Penyebaran Informasi

Sepanjang periode 1 Januari hingga 30 November 2025, Pemkab Cilacap telah menyelenggarakan sosialisasi mitigasi multiancaman bencana dan simulasi evakuasi kepada 49.291 warga.

Pembentukan desa tangguh bencana (destana) terus dilakukan dan kini telah terbentuk 55 destana di wilayah Cilacap.

Salah satu destana baru difokuskan pada penanganan potensi longsor di Desa Malabar, Kecamatan Wanareja.

Melalui destana, masyarakat dibekali kemampuan untuk mengenali bahaya dan melakukan antisipasi mandiri.

Pemerintah desa juga didorong memanfaatkan dana APBDes untuk kegiatan penanggulangan bencana.

Untuk menciptakan kewaspadaan tanpa menimbulkan kepanikan, BPBD menyampaikan informasi melalui surat edaran, website resmi, media sosial, dan forum RT/RW.

Informasi disampaikan dengan bahasa yang jelas, kredibel, dan tidak hiperbolis.

Masyarakat juga diedukasi agar selalu memverifikasi kebenaran informasi bencana.

Sumber informasi resmi yang digunakan mencakup BMKG, Badan Geologi, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Warga juga dapat melakukan verifikasi langsung melalui call center BPBD Cilacap.

"Seluruh langkah ini kami lakukan sebagai tindak lanjut atas peringatan BMKG terkait potensi siklon tropis di selatan Indonesia hingga Februari 2026," tegas Taryo.

Penulis :
Ahmad Yusuf