
Pantau - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP Universitas Indonesia membangun serta memperkuat jejaring akademik dengan Selandia Baru melalui berbagai kegiatan.
Prof Evi Fitriani menyampaikan, "Kami menyelenggarakan kuliah umum bertajuk New Zealand’s Foreign Policy in the Indo-Pacific dengan menghadirkan Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Phillip Taula, sebagai pembicara utama", ungkapnya.
Evi menjelaskan bahwa kuliah umum ini menjadi kesempatan penting bagi mahasiswa untuk memahami dinamika kawasan Pasifik melalui perspektif langsung seorang diplomat.
Ia menegaskan, "Kesempatan seperti ini sangat bagus untuk para mahasiswa, mereka dapat mendengar secara langsung perspektif Duta Besar Selandia Baru, sehingga dapat membantu mahasiswa untuk memahami dinamika kawasan Pasifik yang tidak selalu tercakup dalam literatur maupun media", ujarnya.
Evi berharap kegiatan tersebut menjadi awal dari kolaborasi yang lebih luas.
Duta Besar Selandia Baru Phillip Taula menjelaskan bahwa Selandia Baru memandang kawasan Indo-Pasifik sebagai kawasan strategis yang sedang mengalami pergeseran dari rules-based order ke power-based order, meningkatnya tensi keamanan, serta kebutuhan memperkuat ketahanan ekonomi pascapandemi.
Taula memaparkan tiga prioritas kebijakan luar negeri Selandia Baru, yaitu memperkuat hubungan bilateral dan regional, mendorong kemakmuran ekonomi melalui diversifikasi ekspor, penguatan rantai pasok, serta kerja sama sektor pangan, energi, dan teknologi, serta meningkatkan keamanan nasional lewat modernisasi pertahanan, keamanan maritim, dan interoperabilitas bersama Australia.
Taula menegaskan bahwa Indonesia memegang peran strategis bagi Selandia Baru dalam membangun Indo-Pasifik yang damai dan stabil.
Ia menyampaikan, "Indonesia adalah mitra penting bagi Selandia Baru baik dalam perdagangan, kerja sama regional, maupun di forum global seperti G20, ASEAN, dan PBB. Kami melihat Indonesia sebagai mitra jangka panjang dengan potensi kolaborasi yang sangat besar", ujarnya.
Menurut Taula, bidang ketahanan pangan, perubahan iklim, dan pembangunan kapasitas menjadi prioritas yang membuka peluang kerja sama bilateral lebih luas.
Kedutaan Besar Selandia Baru turut memaparkan peluang pendidikan bagi mahasiswa Indonesia, termasuk sistem pendidikan tinggi berbasis standar commonwealth, kesempatan magang dan kerja pascastudi, serta skema Beasiswa Manaaki dengan sekitar 70 kuota tiap tahun.
Beasiswa tersebut memprioritaskan bidang strategis seperti ketahanan iklim, inklusi sosial, dan tata kelola.
Taula menegaskan kembali prinsip diplomasi Selandia Baru melalui pernyataannya, "Diplomasi Selandia Baru selalu berlandaskan keterbukaan, kemitraan, dan penghormatan terhadap tatanan internasional berbasis hukum. Prinsip-prinsip tersebut menjadi dasar bagi setiap bentuk kerja sama yang kami bangun".
Ia menutup dengan penekanan pentingnya kerja sama erat antarnegara untuk menjaga stabilitas Indo-Pasifik serta memastikan diplomasi Selandia Baru tetap berlandaskan keterbukaan, kemitraan setara, dan penghormatan terhadap aturan internasional.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti







