
Pantau - Deputi Bidang Administrasi Setjen DPR RI Rahmad Budiaji menekankan pentingnya persiapan matang bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam menghadapi masa purnabakti, khususnya melalui peningkatan literasi keuangan dan kesiapan mental.
Literasi Keuangan Kunci Kesejahteraan Setelah Purnabakti
Dalam arahannya, Rahmad menyampaikan bahwa masa pensiun bukan sekadar akhir dari masa tugas, tetapi merupakan fase transisi penting yang menuntut kesiapan menyeluruh, mulai dari aspek mental, emosional, fisik, finansial, hingga administratif.
"Masa purnabakti ini adalah awal babak baru. Ada perubahan ritme aktivitas, peran sosial, dan kondisi keuangan yang harus disiapkan dengan matang," ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa kesejahteraan pegawai setelah pensiun sangat ditentukan oleh perencanaan keuangan jangka panjang.
Rahmad mengingatkan bahwa perencanaan pensiun tidak seharusnya dilakukan di masa-masa akhir dinas, tetapi harus dimulai sejak awal bekerja.
"Kalau saya pengennya sih tidak pernah pensiun bukan pekerjaannya, tetapi penghasilannya. Dan itu seharusnya sudah diperhitungkan sejak menerima gaji pertama, bukan tiga tahun terakhir," ia mengungkapkan.
Menurutnya, ASN perlu mulai memahami instrumen investasi sederhana yang terjangkau, termasuk saham.
Rahmad menyebutkan bahwa kini akses terhadap investasi semakin mudah, sehingga ASN memiliki peluang lebih luas untuk mulai menata aset sejak dini.
"PNS itu harus melek finansial. Nabung saham sekarang sudah sangat mudah. Dari seratus ribu rupiah pun bisa mulai," ujar Rahmad.
Peluang Usaha dan Dukungan Administratif Jadi Perhatian
Selain aspek finansial, Rahmad juga menekankan pentingnya menyiapkan kegiatan produktif alternatif, seperti usaha mandiri, agar ASN tetap aktif dan mandiri setelah pensiun.
Ia menyebut bahwa pegawai yang memasuki masa purnabakti seharusnya tidak kehilangan produktivitas ataupun bergantung pada keluarga.
"Ada teman-teman yang siap mendampingi pengembangan usaha. ASN harus tetap sehat, mandiri, dan tetap punya makna setelah purnabakti," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Rahmad juga memastikan bahwa Sekretariat Jenderal DPR RI berkomitmen membantu proses administrasi pensiun agar berjalan lancar.
"Tak pantas jika seseorang yang mengabdi 30-40 tahun harus mengurus pensiunnya sendiri. Kita pastikan semua haknya selesai dengan baik," katanya.
Kegiatan pembekalan purnabakti ini juga menghadirkan PT Taspen dan lembaga perbankan untuk memberikan penjelasan terkait jaminan pensiun serta pengelolaan keuangan setelah masa dinas.
Selain itu, kegiatan ini menggandeng mitra pengembangan usaha untuk mendukung ASN yang ingin memulai aktivitas baru pasca pensiun.
Rahmad berharap para ASN Setjen DPR RI dapat memasuki masa purnabakti dengan kesiapan menyeluruh, kesejahteraan yang lebih baik, dan tetap mampu berkontribusi secara produktif.
"Purnabakti bukan akhir pengabdian, tetapi awal perjalanan baru yang tetap penuh makna," ia menegaskan.
- Penulis :
- Arian Mesa
- Editor :
- Arian Mesa







