
Pantau - Bencana banjir dan longsor yang melanda berbagai wilayah di Sumatera telah memporak-porandakan infrastruktur, menghentikan aktivitas warga, dan memaksa puluhan ribu orang mengungsi. Dalam kondisi darurat ini, kampus-kampus turut terdampak sekaligus bergerak aktif membantu masyarakat melalui gerakan gotong royong Kampus Berdampak.
Kampus dan Mahasiswa Terjun Bantu Warga, Bukan Hanya Terdampak
Hujan tanpa henti menyebabkan sungai meluap dan membawa material lumpur, batu, serta kayu dari hulu yang mengendap tebal di permukiman warga.
Jalan kabupaten terputus, jembatan terseret arus, serta listrik dan jaringan telekomunikasi padam, membuat mobilitas warga lumpuh dan distribusi bantuan terhambat.
Ribuan keluarga kehilangan rumah dan bertahan di lokasi yang sulit dijangkau kendaraan.
Tidak hanya warga, aktivitas pendidikan juga terganggu. Banyak sekolah terpaksa menghentikan pembelajaran karena ruang kelas rusak.
Perguruan tinggi di wilayah terdampak mengalami gangguan perkuliahan, praktikum tertunda, dan kalender akademik harus disesuaikan.
Di beberapa daerah, listrik dan internet belum stabil, sehingga perkuliahan daring pun tidak bisa dilakukan dengan lancar.
Kondisi ini menunjukkan bahwa kampus bukan entitas yang terpisah dari persoalan masyarakat, melainkan bagian dari komunitas yang sama-sama terdampak.
Posko Bantuan Dididirikan, Ilmu dan Inovasi Dikerahkan untuk Masyarakat
Sejumlah perguruan tinggi di luar daerah bencana juga melakukan penyesuaian internal, karena banyak mahasiswa asal Sumatera harus mendampingi keluarga di kampung halaman.
Sementara itu, sebagian dosen dan mahasiswa terlibat langsung di lapangan, membantu pendampingan dan pengorganisasian bantuan untuk pengungsi.
Di Kota Banda Aceh, mahasiswa dan warga mendirikan posko bantuan untuk mengumpulkan:
- Pakaian layak pakai
- Sembako
- Makanan siap saji
Seluruh bantuan disalurkan ke pengungsi di berbagai kabupaten/kota terdampak.
Keterlibatan akademisi, peneliti, dan mahasiswa di tengah situasi krisis ini menjadi bukti nyata bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi harus bekerja untuk masyarakat.
Melalui semangat Kampus Berdampak, dunia pendidikan tidak hanya hadir di ruang kelas, tetapi juga di tengah masyarakat yang membutuhkan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf








