Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BPBD Aceh Barat Bersihkan 58 Fasilitas Umum Pascabanjir Bandang, Sekolah Mulai Aktif Kembali

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

BPBD Aceh Barat Bersihkan 58 Fasilitas Umum Pascabanjir Bandang, Sekolah Mulai Aktif Kembali
Foto: (Sumber:Petugas BPBD melakukan pembersihan ruang belajar di SD Negeri Napai, Kecamatan Woyla Timur, Kabupaten Aceh Barat yang tertutup lumpur sisa banjir bandang. Hingga Minggu (7/12/2025) )

Pantau - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Barat telah membersihkan 58 unit fasilitas umum yang terdampak banjir bandang dan banjir luapan hingga Minggu (7/12/2025).

Fasilitas umum tersebut terdiri dari 52 sekolah tingkat SD dan SMP, 2 pesantren, serta 4 masjid yang tersebar di sembilan kecamatan terdampak.

Kecamatan yang tercatat menerima dampak dan menjadi lokasi pembersihan adalah Sungai Mas, Woyla Timur, Woyla Barat, Woyla, Arongan Lambalek, Samatiga, Pante Ceureumen, Kaway XVI, dan Johan Pahlawan.

Fokus Pembersihan Lumpur dari Ruang Belajar dan Masjid

Pelaksana Tugas Kepala BPBD Aceh Barat, Teuku Ronal Nehdiansyah, menyatakan bahwa pembersihan dilakukan untuk mempercepat pemulihan aktivitas masyarakat.

"Pembersihan dilakukan agar anak-anak bisa kembali bersekolah, warga nyaman beribadah, dan santri dapat belajar dengan layak," ungkapnya.

Fokus utama adalah menghilangkan sisa lumpur banjir dari ruang kelas, area pesantren, dan bagian dalam masjid.

Beberapa sekolah telah kembali melanjutkan proses belajar mengajar setelah ruangannya dinyatakan bersih dan aman.

Saat ini, kegiatan pembersihan bergeser ke area halaman sekolah agar lingkungan menjadi lebih layak bagi siswa.

Jalan Umum Juga Dibersihkan untuk Dukung Aktivitas Warga

Selain fasilitas pendidikan dan ibadah, BPBD juga melakukan pembersihan jalan-jalan umum yang masih tertutup lumpur sisa banjir.

Langkah ini diambil untuk memastikan aktivitas masyarakat tidak terganggu di tengah masa pemulihan pascabanjir.

Upaya ini merupakan bentuk kepedulian dan komitmen Pemerintah Kabupaten Aceh Barat dalam menormalkan kehidupan warga setelah bencana.

Penulis :
Gerry Eka